Masuk Wuku Sungsang di Hari Minggu Kliwon

Surakarta,diswaysolo.id – Dalam kalender Jawa, tanggal 9 November 2025 jatuh pada hari Minggu pasaran Kliwon yang bertepatan dengan wuku Sungsang.

Menurut penanggalan tradisional, kombinasi ini dianggap kurang menguntungkan untuk melakukan perjalanan jauh atau aktivitas penting.

Banyak orang Jawa yang tetap mempercayai bahwa weton dan wuku memiliki pengaruh terhadap hari-hari tertentu dalam kehidupan.

Oleh karena itu, penting untuk memahami makna dan latar belakang dari hari ini sebelum mengambil keputusan.

Wuku Sungsang

Hari Minggu pasaran Kliwon ini memiliki nilai neptu sebanyak 13. Orang-orang yang lahir pada weton ini biasanya dikenal memiliki sifat sabar, lembut, beradab, dan pintar berkomunikasi.

Namun selain sisi positif tersebut, terdapat juga kecenderungan untuk bersikukuh pada pendirian sendiri, bahkan ketika pendirian itu belum tentu benar.

Singkatnya, weton ini membawa kombinasi karakter yang unik — sabar sekaligus keras kepala.

Sementara itu, pangarasan atau nasib harian untuk weton ini disebut sebagai “Lakuning Lintang”.

Artinya, orang dengan kombinasi tersebut diharapkan dapat menjadi teladan atau arah bagi orang lain. Namun, di sisi lain, mereka juga cenderung kurang menetap dalam pekerjaan atau tempat tinggal.

Kesimpulannya, meskipun memiliki potensi sebagai pemimpin atau panutan, mereka tetap perlu menjaga konsistensi agar tidak mudah berpindah-haluan.

Lebih lanjut, dalam struktur tradisional Jawa terdapat yang disebut panca­suda. Pada tanggal ini panca­suda ditetapkan sebagai “Lebu Katiyup Angin”.

Maknanya bahwa keinginan atau usaha yang dilakukan pada hari tersebut dapat sulit untuk tercapai atau sering mengalami hambatan.

Ini menjadi salah satu alasan utama mengapa hari tersebut dianggap kurang tepat untuk mengambil langkah besar atau melakukan perubahan signifikan.

Kemudian, wuku Sungsang yang menemani hari ini memiliki simbolisasi khusus: lambang dewanya adalah Bathara Gana, dan beberapa catatan tradisional menyebut watak wuku ini sebagai pribadi yang mudah marah,

Baca Juga:  Keretakan Takhta Solo, Dualisme Raja di Kasunanan Surakarta

memiliki hawa nafsu besar, dan dalam kondisi tertentu seperti “burung elang yang jatuh” — sulit ditolong saat dalam kesusahan.

Lebih jauh, ketika berada dalam wuku Sungsang dan berada di arah Timur, dianjurkan untuk tidak melakukan perjalanan penting—karena dikhawatirkan akan menimbulkan sakit atau malu di tempat tujuan.

Oleh karena itu, dalam pandangan kejawen, kombinasi hari Minggu, pasaran Kliwon, dan wuku Sungsang membentuk suatu hari yang dianggap “kurang tepat” untuk bepergian atau melakukan aktivitas penting.

Anjuran untuk Berhati-hati

Meski demikian, hal ini tidak berarti bahwa hari tersebut mutlak buruk—melainkan lebih kepada anjuran untuk berhati-hati atau melakukan introspeksi dulu sebelum memutuskan.

Bagi sebagian masyarakat Jawa, mengikuti kalender tradisional seperti ini merupakan bagian dari menjaga harmoni antara manusia, alam, dan waktu.

Kesimpulannya, memahami hari Minggu Kliwon dalam wuku Sungsang pada tanggal 9 November 2025 membantu kita melihat bagaimana kearifan lokal masih mempengaruhi pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun kita hidup dalam era modern, nilai-nilai tradisional seperti weton, pangarasan, panca­suda, dan wuku masih memiliki tempat dalam budaya Jawa.

Bila Anda merencanakan perjalanan atau aktivitas penting pada hari tersebut, mungkin ada baiknya menunda atau memilih waktu yang lebih menguntungkan.

Pada akhirnya, pilihan ada pada Anda — namun bijaknya adalah tetap menghormati warisan budaya yang telah ada.