Boyolali,diswaysolo.id – Hujan deras yang disertai angin kencang melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Boyolali pada Senin sore dan memicu bencana alam berupa tanah longsor.
Salah satu titik yang terdampak adalah ruas jalan raya antara Simo dan Klego, di mana bahu jalan terkikis longsor dan pohon tumbang.
Petugas pun langsung bergerak memasang pengaman berupa water barrier untuk membatasi area terdampak.
Dengan kondisi jalan yang hanya dapat dilalui satu lajur, pengendara diimbau untuk lebih berhati-hati dan memperhatikan petunjuk lalu lintas.
Longsor di Boyolali
Longsor terjadi tepat di ruas Jalan Raya Simo–Klego, wilayah Gunung Madu, Kabupaten Boyolali.
Curah hujan tinggi yang berlangsung berjam-jam menyebabkan tanah di sisi jalan tidak mampu menahan tekanan air, sehingga bahu jalan sepanjang sekitar 12 meter amblas ke bawah.
Akibatnya, separuh badan jalan tidak bisa dilewati kendaraan dan berpotensi menimbulkan kecelakaan jika tidak segera diamankan.
Petugas dari Dinas Perhubungan Boyolali langsung memasang belasan water barrier untuk menandai area longsor dan mencegah kendaraan mendekati sisi jalan yang tergerus.
Kabid Pengujian dan Rekayasa Kendaraan Dishub Boyolali, Heri Subagyo, menjelaskan bahwa kondisi jalan kini hanya bisa digunakan satu lajur secara bergantian.
Arus kendaraan dari arah Simo menuju Klego maupun sebaliknya diatur oleh petugas di lapangan agar tidak terjadi kemacetan panjang.
Ia juga menambahkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi berlanjut, sehingga risiko longsor susulan perlu diwaspadai.
Petugas gabungan pun berjaga di lokasi untuk memastikan keselamatan pengguna jalan dan memantau pergerakan tanah di sekitar area terdampak.
Selain di Gunung Madu, dampak cuaca buruk juga dirasakan di beberapa kecamatan lain seperti Andong dan Klego.
Sejumlah pohon tumbang menimpa atap rumah warga serta menghalangi jalan desa. BPBD Boyolali telah menurunkan tim untuk melakukan pemotongan pohon dan pembersihan material longsor.
Warga diimbau untuk menghindari perjalanan malam hari di rute yang melewati area perbukitan karena visibilitas yang terbatas dapat meningkatkan risiko kecelakaan.
Menunggu Kajian Teknis
Pemerintah daerah menegaskan pentingnya pemeliharaan infrastruktur jalan, terutama di daerah dengan kontur tanah miring seperti Boyolali bagian utara.
Drainase yang tersumbat dan minimnya penahan tebing sering menjadi penyebab cepatnya erosi tanah saat hujan deras turun.
Melalui kerja sama antara dinas terkait, upaya perbaikan sementara telah melakukan agar jalur tidak sepenuhnya tertutup.
Namun, perbaikan permanen masih menunggu kajian teknis dari tim ahli geoteknik dan anggaran perbaikan jalan provinsi.
Masyarakat setempat ada imbauan untuk berperan aktif dalam melaporkan setiap tanda-tanda longsor. Misalnya retakan tanah atau aliran air yang tidak biasa di sekitar jalan.
Kesadaran dini dan koordinasi cepat dapat meminimalkan risiko korban maupun kerusakan lebih besar.
Pemerintah juga mengingatkan agar pengendara menurunkan kecepatan, menyalakan lampu utama saat hujan, dan mematuhi rambu pengalihan lalu lintas.
Upaya bersama ini diharapkan mampu menjaga keselamatan dan kelancaran arus transportasi di wilayah Boyolali selama musim hujan.
Peristiwa longsor di jalur Simo–Klego menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem memiliki dampak langsung terhadap keselamatan jalan raya.
Penanganan cepat dari Dishub dan BPBD patut diapresiasi, namun kewaspadaan masyarakat tetap menjadi faktor utama dalam mencegah kecelakaan.
Dengan kolaborasi yang baik antara warga, pemerintah, dan aparat lapangan, ancaman longsor dapat diminimalkan serta jalur vital penghubung antarkecamatan tetap aman dilalui.






