Surakarta,diswaysolo.id – Pertandingan antara Persija Jakarta melawan PSBS Biak akan berlangsung di Stadion Manahan, Solo, dengan penjagaan keamanan yang super ketat meski tanpa kehadiran suporter tamu.
Keputusan untuk meniadakan suporter tim lawan diambil sebagai langkah antisipasi keamanan dan sesuai regulasi yang berlaku.
Panitia dan aparat kepolisian telah menyiapkan langkah-pengamanan maksimal untuk memastikan jalannya pertandingan tetap kondusif.
Laga ini menjadi sorotan karena menampilkan situasi unik: stadion tanpa dukungan langsung suporter tim tamu, namun tetap membutuhkan pengamanan tingkat tinggi.
Persija vs PSBS
Pertandingan Persija Jakarta vs PSBS Biak di Solo karena beberapa kendala venue di Jakarta dan sekitarnya.
Pilihan Stadion Manahan setelah opsi stadion lain batal. Meskipun tanpa suporter tim lawan yang hadir, aparat keamanan tetap melakukan persiapan besar – antara lain patroli, penyekatan, dan pengamanan di area ring pengamanan stadion.
Langkah tanpa suporter tamu sebagai upaya mengantisipasi potensi bentrok antar-fans atau gangguan keamanan lainnya.
Hal ini menjadi kebijakan yang makin sering ditemui dalam laga berprofil tinggi. Pengamanan yang diterapkan mencakup pemeriksaan ketat terhadap atribut suporter, larangan membawa benda berbahaya, serta penyisiran di luar stadion.
Polisi mengerahkan ratusan personel untuk menjaga agar laga berjalan lancar. Meski afiliasi suporter tamu tidak hadir secara langsung, prediksi laga tetap berjalan dengan tensi tinggi karena rivalitas kedua klub. Begitu pun faktor “kandang netral” di Solo menambah nuansa berbeda bagi para pemain dan staf.
Berbagai pihak berharap bahwa meskipun tanpa sorakan langsung dari suporter lawan, atmosfer pertandingan tetap berjalan kompetitif, aman, dan profesional.
Tanpa Suporter Tim Lawan
Laga antara Persija Jakarta dan PSBS Biak di Solo menjadi contoh bagaimana sebuah pertandingan sepakbola dengan pengamanan maksimum dan tanpa kehadiran suporter tim lawan. Langkah ini perlu dalam menjaga kondusivitas.
Meskipun atmosfer stadion akan berbeda, tujuan utama tetap tercapai: pertandingan yang aman, tertib, dan tetap berkualitas.
Semoga model pengamanan seperti ini menjadi referensi positif bagi pelaksanaan pertandingan-besar lainnya di tanah air.
Selain memastikan keamanan pertandingan, langkah pengamanan ketat ini juga menjadi bukti keseriusan aparat dan panitia dalam menjaga citra positif sepak bola nasional.
Dengan koordinasi yang solid antara pihak kepolisian, panitia pelaksana, dan manajemen klub, laga besar seperti Persija kontra PSBS dapat berlangsung tanpa insiden yang mengganggu.
Harapannya ke depan, penerapan sistem pengamanan profesional seperti ini bisa menjadi standar baru dalam setiap event sepak bola di Indonesia. Dengan demikian, sportivitas dan keselamatan seluruh pihak selalu menjadi prioritas utama.






