Surakarta,diswaysolo.id – Hari Sabtu, 25 Oktober 2025 bertepatan dengan pasaran Kliwon dalam sistem penanggalan Jawa.
Pada hari itu pula jatuh pada tanggal 3 Jumadilawal 1959, tahun Dal, windu Sancaya, dan berada di wuku Warigalit.
Weton Sabtu Kliwon memiliki neptu 17 dan memiliki karakteristik tertentu dalam budaya Jawa.
Dalam artikel ini kita akan mengulas makna Pangarasan “Lakuning Bumi”, Pancasuda “Tunggak Semi”, serta kiat-aktivitas yang sesuai untuk hari tersebut.
Weton Sabtu Kliwon
Pada sistem penanggalan Jawa, kombinasi hari “Sabtu” dan pasaran “Kliwon” menghasilkan weton dengan neptu 17.
Orang yang lahir pada weton tersebut menurut tradisi percaya memiliki karakter yang tampak tegas dalam ucapan namun sesungguhnya ramah dan berbudi baik.
Kecenderungan mereka untuk suka bepergian atau bersosialisasi juga menyebut sebagai bagian dari pengaruh weton ini.
Istilah Pangarasan untuk weton Sabtu Kliwon pada hari ini adalah “Lakuning Bumi” yang memiliki arti “pemurah, suka memberi, dan melindungi”.
Makna ini menunjukkan bahwa orang-orang dengan weton ini harapannya memiliki kepekaan sosial, serta dorongan untuk menjaga dan membantu lingkungan di sekitarnya.
Hal ini bisa menjadikan pedoman bagaimana menjalani hari dengan sikap berbagi dan bertanggung jawab.Selain Pangarasan, weton ini juga memiliki Pancasuda dengan nama “Tunggak Semi”.
Dari arti kiasannya — seperti pohon yang ditebang namun daunnya tumbuh lagi — maka tersirat bahwa rezeki dan pekerjaan bagi mereka yang lahir pada weton tersebut akan “lumintu” atau terus berjalan.
Dengan demikian, pada hari tersebut sangat cocok untuk memulai usaha atau menguatkan komitmen kerja agar aliran rezeki bisa tetap lancar.
Sang Hyang Asmara
Hari Sabtu Kliwon kali ini berada di dalam wuku Warigalit, yang dalam tradisi memahami sebagai lambang dewanya Sang Hyang Asmara, pohon Sulastri, dan burung Kepodhang.
Karakter yang terkait dengan wuku ini meliputi kecantikan, daya tarik, tapi juga potensi masalah atau tersangkut perkara jika keinginan tak terkontrol.
Tradisi menyarankan agar pada wuku ini tidak melakukan aktivitas “naik” atau ambisi ekstrem selama tujuh hari ke depan agar tak menghadapi hal-tak terduga.
Mengacu pada makna hari ini — Sabtu Kliwon di wuku Warigalit — hari ini cukup baik untuk aktivitas seperti puasa, merenung, atau memulai hal baru dengan kesungguhan.
Karena pangarasan mengarah ke memberi dan melindungi, maka berbuat baik atau membantu orang lain bisa sangat cocok.
Begitu juga dengan Pancasuda yang menyarankan agar kita menjaga kesinambungan rezeki dengan tekun dalam kerja atau usaha.
Tetapi karena wuku Warigalit mengingatkan untuk berhati-hati terhadap naiknya ambisi, sebaiknya hindari aksi spektakuler yang berisiko tinggi.
Weton Sabtu Kliwon 25 Oktober 2025 memberi kita peta budaya yang menarik: karakter ramah namun tegas, keinginan untuk memberi dan melindungi, serta rezeki yang mengalir jika pengelolaannya dengan baik.
Paduan Pangarasan “Lakuning Bumi” dan Pancasuda “Tunggak Semi” mengajak kita untuk bersikap dermawan dan giat, sementara wuku Warigalit mengingatkan agar kita tidak terlalu menggebu-gebu dalam mengejar ambisi.
Dengan memahami pola tradisional ini, kita bisa menjalani hari dengan lebih sadar dan penuh makna, berpijak pada nilai-nilai luhur dan langkah yang bijaksana.






