diswaysolo.id – Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat bersiap untuk membawa misi kebudayaan ke Jepang atas undangan dari Tokyo University, menandai langkah bersejarah dalam diplomasi kultural antara Indonesia dan Negeri Sakura. Teguhkan Diplomasi.
Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menegaskan, perjalanan budaya ini adalah wujud nyata komitmen Keraton dalam menjaga warisan leluhur sekaligus memperkenalkannya kepada dunia internasional.
“Kami berangkat pada tanggal 3 November mewakili komunitas adat Keraton. Kami ingin menunjukkan bahwa seni tari keraton terus hidup, berkembang, dan diwariskan lintas generasi,” ujar Gusti Moeng.
Teguhkan Diplomasi Kultural Nusantara, Keraton Solo Bawa Napas Budaya Jawa ke Jepang
Dalam kesempatan ini, rombongan Keraton akan menampilkan tari Srimpi Kinanti versi garapan baru yang berdurasi 18 menit. Meskipun lebih ringkas, pertunjukan ini tetap mempertahankan pakem dan nilai filosofisnya.
Menariknya, dalam pementasan kali ini, turut terlibat generasi muda keturunan raja dan abdi dalem, termasuk cucu PB XIII dan keturunan Patih Sosrodiningrat, yang menjadi simbol regenerasi dalam dunia seni klasik keraton.
Selain pentas tari, Keraton juga akan menggelar workshop budaya Jawa, mulai dari tata rias, filosofi gerak tari, hingga perkembangan estetika tradisi di era modern.
Hubungan erat antara Keraton Solo dan Tokyo University bukanlah hal baru. Sejak tahun 1984, keduanya telah menjalin kerja sama dalam bidang seni dan kebudayaan.
Atas dedikasinya, Gusti Moeng bahkan pernah menerima Fukuoka Prize dari Pemerintah Jepang sebagai pengakuan atas usahanya
melestarikan seni tari klasik Jawa.
Baca juga: Deklarasi Pesantren Ramah Anak oleh 33 Pesantren di Solo
“Kami telah beberapa kali tampil di Jepang, bahkan dahulu pernah menampilkan Srimpi Dempel. Hubungan ini sudah seperti sahabat budaya yang terus saling menginspirasi,” ujarnya.






