Surakarta,diswaysolo.id – Video dan laporan mengejutkan beredar belakangan ini: sebuah ambulans yang membawa pasien stroke sulit menerobos kerumunan massa haul di Solo.
Ambulans yang hendak menuju RS Kustati di Jalan Kapten Mulyadi terhambat penuh oleh jemaah yang duduk di jalan dan blokade pengamanan.
Kejadian ini memicu keprihatinan banyak pihak terkait prioritas akses medis dan manajemen kegiatan massal di kota.
Artikel ini akan menelusuri kronologi kejadian, hambatan yang akan menghadapi, serta pelajaran penting yang bisa memetik.
Ambulan di Solo
Pada pagi hari, ambulans yang dikendarai Zain Arif Kurniawan mendapat instruksi untuk menjemput pasien stroke di Kelurahan Tipes dan mengantarnya ke RS Kustati, meskipun wilayah itu tengah menjadi lokasi kegiatan haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.
Ketika ambulans tiba di simpang empat Gading, ternyata sudah ada blokade jalan. Tim relawan mencoba meminta petugas keamanan untuk membuka jalan.
Namun hambatan terbesar muncul saat ambulans sampai di area keramaian peserta haul. Banyak jemaah duduk memenuhi badan jalan, hingga ambulans tak bisa melaju.
Zain bahkan harus turun dari mobil, berteriak agar orang-orang berdiri, dan mendorong jalan bersama petugas agar ambulans bisa lewat.
Ia sempat bergantian posisi mengemudi dengan rekannya agar bisa membuka akses.
Karena tidak dapat melaju, ambulans akhirnya berhenti dan pasien harus geser keluar dan menggunakan stretcher agar bisa melewati kerumunan.
Jalan menuju pintu masuk RS Kustati juga terhalang massa, sehingga pihak keamanan rumah sakit harus bertindak cepat membuka gerbang agar ambulans dan stretcher bisa masuk.
Seluruh proses ini memakan waktu sekitar 30 menit sebelum ambulans berhasil masuk ke rumah sakit.
Keluarga panik
Warga dan keluarga pasien sempat panik dan menangis lantaran waktu yang terbuang cukup lama, sementara kondisi pasien menuntut penanganan cepat.
Kesulitan ini jelas mengancam keselamatan pasien karena tekanan waktu sangat krusial dalam kasus stroke.
Zain, sang pengemudi ambulans, menyampaikan harapannya agar pihak penyelenggara dan keamanan kegiatan massal menyediakan koridor khusus bagi layanan darurat, khususnya ambulans.
Ia menegaskan bahwa meski acara haul penting bagi masyarakat, akses terhadap layanan kesehatan tidak boleh menjadi korban.
Relawan ambulans menyarankan agar dalam setiap event besar, panitia dan aparat menghitung rute aman yang menyisakan ruang untuk kendaraan medis bergerak jika membutuhkan.
Juga, edukasi kepada massa bahwa memberi jalan ambulans adalah tindakan penting yang menyelamatkan nyawa.
Kejadian ambulans yang kesulitan menyusuri kerumunan haul di Solo ini menjadi pengingat bahwa dalam penyelenggaraan acara besar, aspek keamanan publik dan akses layanan medis darurat tidak bisa terabaikan.
Prioritas logistik kesehatan harus mempertimbangkan jauh sebelum hari acara agar skenario darurat bisa tanpa hambatan.
Diharapkan ke depan, penyelenggara acara, aparat keamanan, dan pihak rumah sakit bisa bekerja sama lebih ketat merancang rute, jalur darurat, dan belajar dari kejadian ini agar nyawa tak menjadi korban karena birokrasi jalan yang macet.






