diswaysolo.id – Meskipun sempat mengalami gejala keracunan setelah menikmati nasi goreng dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), para siswa SMP di Tawangmangu justru menunjukkan semangat yang positif. Walaupun Sempat Keracunan.
Mereka mengaku tidak jera dan tetap ingin program MBG dilanjutkan karena dianggap sangat membantu.
Insiden yang terjadi pada Kamis, 9 Oktober 2025, membuat beberapa siswa harus menjalani perawatan di RSUD Jenglong.
Namun kini, semuanya telah pulih dan sebagian diizinkan untuk pulang.
Salah satu siswa kelas VIII, Nabila (14), menyatakan bahwa dirinya dan teman-teman merasa terbantu dengan adanya program MBG.
Walaupun Sempat Keracunan, Siswa SMP Tawangmangu Tetap Ingin Program MBG Ini Berlanjut
Meskipun sempat sakit setelah menyantap nasi goreng, ia berharap kejadian ini tidak menghentikan program tersebut. “Programnya sangat baik, membantu orang tua juga. Hanya saja mungkin kemarin ada yang kurang hati-hati saat memasak.
Tapi kami tetap ingin melanjutkan, hanya jangan nasi goreng lagi,” ujarnya sambil tersenyum, Jumat, 10 Oktober 2025.
Rekan sekelasnya, Bima (13), juga mengaku tetap bersemangat mengikuti kegiatan sekolah.”Sekarang sudah sehat. Kami tidak jera, hanya berharap makanan dicek lebih ketat agar tidak terjadi lagi,” katanya.
Wakil Bupati Karanganyar, Adhe Eliana, yang menjenguk langsung para siswa, memastikan bahwa semua korban sudah pulih.
Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan menghentikan program MBG, tetapi akan memperbaiki pengawasan dan prosedur keamanan makanan.
“Alhamdulillah semuanya sudah membaik. Kami tidak akan menghentikan program ini, justru kami akan memperbaiki agar lebih baik dan aman. Program MBG adalah komitmen kami untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah,” ujarnya.
Sebagai langkah evaluasi, Pemkab menutup sementara dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang diduga bermasalah, hingga memenuhi standar SOP dan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
Baca juga: Perlu Kajian, Pengemudi Becak Solo Menolak Operasional Bajaj Maxride
Selain siswa, para orang tua juga menyampaikan dukungan agar program MBG terus berjalan. Mereka menilai, manfaatnya jauh lebih besar bagi anak-anak sekolah di daerah pegunungan seperti Tawangmangu.
“Anak-anak jadi semangat sekolah karena setiap hari dapat makan bergizi. Kami percaya pemerintah bisa memperbaiki sistemnya,” ujar Sulastri (45), salah satu wali murid.
Saat ini, Dinas Kesehatan Karanganyar masih menunggu hasil uji laboratorium untuk memastikan penyebab pasti keracunan.
Pemerintah juga menyiapkan tim pendamping agar pengawasan kualitas makanan semakin ketat di semua sekolah penerima MBG.”Kami ingin memastikan kejadian ini jadi pelajaran penting.
Program tetap berjalan, tetapi kualitas dan keamanan harus menjadi prioritas utama,” tutur Adhe menegaskan.