Terpisah, Bupati Sigit Pamungkas juga menegaskan bahwa belanja modal digunakan untuk pembangunan infrastruktur yang memiliki dampak luas dan memberikan efek berganda bagi masyarakat.
Pada tahun 2026, pembangunan infrastruktur tetap menjadi prioritas sebagai bagian dari Program Glowingisasi Daerah.
Sementara itu, infrastruktur yang dimaksud mencakup pembangunan jalan dan jembatan di wilayah yang belum terjangkau, serta diintegrasikan dengan program beautifikasi pusat pemerintahan di desa, kelurahan, dan kecamatan.
“Dampak dari pemangkasan TKD itu, kami akan menekan biaya operasional di Pemda, mulai dari perjalanan dinas (perdin), rapat, seminar, hingga biaya makan minum. Semua anggaran operasional itu ditekan lagi karena porsinya menurut saya tidak ideal,” katanya.
Dinilai Sigit, pemangkasan transfer daerah ini menjadi momentum untuk membentuk postur anggaran yang lebih efisien, sekaligus memastikan program pelayanan publik, khususnya infrastruktur tetap optimal.
“Di lingkungan perkotaan Sragen masih ada jalan yang perlu ditingkatkan, seperti jalan di belakang Pemda lama, termasuk mempercantik trotoar.
Tahun ini diupayakan penataan trotoar sepanjang Jalan Raya Sukowati dari Atrium hingga simpang empat Poltas Sragen. Ke depan, keberlanjutannya masih akan didiskusikan lagi karena biayanya besar,” ujarnya.






