Blog  

Beyond IQ: Mengapa Karakter Adalah Kecerdasan Akhir Bagi Mahasiswa ?

Beyond IQ: Mengapa Karakter
Rahmad Agung Nugraha, Doktor Psikologi Pendidikan, Dosen Pascasarjana Universitas Pancasakti Tegal

Dari contoh-contoh diatas bahwa dunia sekarang ini lebih mencari soft skills seperti komunikasi, kolaborasi, dan adaptasi, yang berakar pada karakter dalam hal ini bagaimana memaknai karakter sebagai Kecerdasan Akhir ( The Ultimate Intelligence) sebagai hubungan antara IQ, EQ, dan Interpersonal. Ini adalah metafora untuk karakter yang berfungsi sebagai:

a)Kemudi (The Rudder): Kecerdasan akademik adalah mesin yang kuat. Tanpa kemudi karakter (integritas, empati), mesin ini bisa membawa kapal ke arah yang salah, bahkan menabrak.

b)Dasar Pembelajaran (The Foundation of Learning), Karakter seperti ketekunan, rasa ingin tahu, dan rendah hati memungkinkan seseorang untuk terus belajar sepanjang hayat, jauh melampaui masa kuliah.

c)Penyaring Etika (The Ethical Filter), karakter membantu mahasiswa memutuskan bagaimana menggunakan pengetahuannya. Ilmu komputer untuk membuat aplikasi bermanfaat atau untuk meretas?

Ilmu kimia untuk obat-obatan atau untuk narkoba?

Thomas Lickona, sebagai bapak pendidikan karakter modern, memandang pendidikan karakter bukan sekadar mengajarkan nilai-nilai baik, tetapi upaya sengaja dan terencana untuk membentuk kebiasaan berpikir, merasa, dan bertindak yang baik berdasarkan nilai-nilai universal.

Dalam perspektif Lickona, karakter mahasiswa sekarang berada di persimpangan jalan. Mereka memiliki akses pengetahuan moral yang luas, tetapi menghadapi tantangan berat dalam mendalami perasaan moral (empati) dan mengonversikannya menjadi tindakan moral yang konsisten akibat tekanan lingkungan dan gaya hidup digital. Oleh karena itu, pendidikan tinggi tidak boleh abai.

Tugas kampus adalah dengan sengaja dan sistematis membantu mahasiswa menjembatani jurang antara mengetahui yang baik, merasakan yang baik, dan akhirnya melakukan yang baik. Dengan demikian, tujuan pendidikan untuk menciptakan pemimpin yang tidak hanya cerdas tetapi juga berintegritas dan berempati dapat tercapai.

Buat para mahasiswa, asahlah kecerdasan akhir di lingkungan kampus dengan mengikuti :

1.Organisasi atau proyek social, disinilah sebagai latihan kepemimpinan, tanggung jawab, dan empati terjadi.

Baca Juga:  Berpikir Kunci Masuk Wilayah Kemuliaan

2.Jadikanlah kelompok belajar sebagai miniatur tim professional, Hal ini melatih kolaborasi, menghargai pendapat orang lain, dan kejujuran akademik.

3.Bacalah literatur yang kaya nilai kemanusiaan, tidak hanya buku teks, bisa juga novel, biografi, filsafat dan lain sebagainya, hal ini dapat mengasah kecerdasan emosional dan moral.

Mari jangan hanya menjadi mahasiswa yang pandai mengerjakan soal ujian, tetapi juga menjadi manusia yang lulus dalam ujian kehidupan. Karena pada akhirnya, gelar terbaik yang bisa kita sandang adalah gelar sebagai manusia berkarakter.

Salam ……Rahmad Agung Nugraha, Doktor Psikologi Pendidikan, Dosen Pascasarjana Universitas Pancasakti Tegal