Teror Ketukan Pintu di Kemranjen, Kisah Warga Banyumas

Banyumas,diswaysolo.id – Warga Desa Kecila dan Kedungpring di Kecamatan Kemranjen, Banyumas, dilanda kepanikan ketika suara ketukan misterius menggema pada malam hari.

Kejadian ini terjadi dua malam berturut‑turut dan belum terungkap siapa pelakunya.

Teror semacam itu memantik keresahan mendalam, memaksa warga dan pihak keamanan melakukan patroli dan ronda demi menjaga ketenangan.

Artikel ini menyajikan kronologi peristiwa, testimoni warga, serta respons aparat berdasarkan laporan asli.

Teror Ketukan Pintu 

Pada malam Senin, 22 September 2025, tujuh rumah di RT 4 RW 1 Desa Kecila mengalami ketukan pintu secara bersamaan sekitar pukul 21.00 WIB.

Saat pintu terbuka, tidak ada siapa pun di luar. Tak lama kemudian, pintu kembali tergedor sebanyak tiga kali tapi tetap tak ada penampakan.

Keesokan harinya, Selasa malam, giliran Desa Kedungpring yang menjadi sasaran.

Tiga rumah di RT 3 RW 1 menerima perlakuan serupa pada jam yang hampir sama. Jarak antar rumah sekitar 50 meter, tetapi pola ketukannya tetap misterius dan tampak ‘terkoordinasi’.

Warga Desa Kecila menyebut bahwa ketukan terjadi nyaris bersamaan di beberapa titik meskipun rumah‑rumah saling berjauhan, ada yang berjarak 2 meter dan ada juga 5 meter.

Beberapa penghuni rumah menyebut bahwa mereka sama sekali tidak mendengar langkah kaki atau suara gerakan di luar rumah.

Pun, tidak ada laporan kehilangan barang berharga, uang, kendaraan, atau ternak dari rumah‑rumah yang diteror. Semua tetap aman secara materiil.

Sebagai respons terhadap ketakutan massal, warga segera mengaktifkan siskamling (sistem keamanan lingkungan) dan ronda malam secara bergilir.

Kepolisian Masih Menyelidiki

Sementara itu, Forkompimcam (Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan), aparat kepolisian, dan relawan rutin melakukan patroli hingga dini hari untuk mengantisipasi terulangnya teror.

Baca Juga:  Dengan Akreditasi UNGGUL, Lulusan FEB UPS Siap Menghadapi Persaingan di Dunia Kerja

Kapolsek Kemranjen, Iptu Arif Mustofa, menyatakan bahwa cuaca saat kejadian relatif cerah, sehingga mustahil jika suara itu berasal dari hewan.

Ia pun menyebut bahwa pihak kepolisian masih menyelidiki fenomena itu dan belum bisa menyimpulkan motif maupun pelakunya.

Fenomena ketukan misterius di malam hari yang terjadi di dua desa di Kemranjen menjadi tunggakan tanya besar bagi warga dan aparat keamanan.

Tanpa jejak, tanpa kerusakan, peristiwa ini menimbulkan ketidakpastian dan ketegangan sosial.

Kepekaan warga melalui ronda dan patroli tampak sebagai upaya preventif, namun peran kepolisian tetap krusial untuk mengungkap siapa di balik teror itu.

Hingga kini, jawaban atas misteri ketukan malam masih tergantung pada hasil penyelidikan dan kerja sama pelaporan warga.

Di tengah ketakutan yang menyelimuti, kekompakan warga dalam menjaga lingkungan patut mendapat apresiasi.

Aktivasi siskamling dan patroli mandiri bukan hanya mencerminkan kepedulian terhadap keamanan, tetapi juga mempererat solidaritas antarwarga.

Meski belum tahu siapa pelaku pada balik teror ini, kesadaran kolektif warga menjadi benteng pertama menghadapi gangguan semacam ini.

Jika benar ketukan tersebut hanya bagian dari keisengan atau bentuk uji nyali, maka pelaku sejatinya telah meresahkan dan membahayakan psikologis masyarakat.

Namun jika ada motif lebih besar di baliknya, penyelidikan yang menyeluruh wajib dilakukan agar kasus ini tidak berkembang menjadi keresahan berkepanjangan.

Masyarakat Banyumas kini berharap, kebenaran segera terungkap dan suasana desa kembali pulih seperti sedia kala.