Boyolali,diswaysolo.id – Warga Boyolali menjadi heboh setelah muncul sebuah bangunan kecil di pinggir sawah yang memakai dana publik senilai Rp 112,8 juta.
Banyak orang mempertanyakan, apakah bangunan dan ukuran fisiknya sepadan dengan biaya tersebut.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Boyolali menjelaskan bahwa anggaran itu bukan hanya untuk bangunan itu sendiri, melainkan mencakup berbagai komponen penting.
Artikel ini menyajikan fakta lengkap proyek tersebut, alasan penggunaan anggaran, serta manfaat yang diharapkan dari pembangunan pompa air dan irigasi perpompaan bagi pertanian lokal.
Bangunan Pompa Air
Bangunan tersebut berdiri di Desa Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, tepat di pinggir persawahan dan berada di tepi jalan raya Mangu‑Donohudan (jalur Bandara‑Asrama Haji Donohudan), di sebelah utara landasan pacu Bandara Adi Soemarmo.
Fisiknya sederhana, berukuran sekitar 1,5 × 1,5 meter. Ventilasi berupa roster bata merah terdapat di sisi kanan, kiri, dan belakang.
Bagian depan disediakan pintu dengan gembok pengaman. Atap memakai material galvalum.
Di lokasi sekitar bangunan kecil ini juga sudah tersedia infrastruktur tambahan: sumur bor dengan pipa besar, jaringan listrik, dan tiang penyangga listrik untuk mengalirkan daya ke pompa air.
Meski masyarakat menyoroti bahwa struktur bangunannya sangat kecil, Pemerintah Kabupaten Boyolali menegaskan bahwa dana Rp 112,8 juta bukan hanya untuk bangunan sekadar “rumah pompa”. Dana itu meliputi seluruh paket pekerjaan. Beberapa komponen yang termasuk:
-
Pembuatan sumur bor dalam yang memerlukan biaya lebih tinggi.
-
Pembelian mesin pompa dan perlengkapan pipa beserta selang (untuk mengalirkan air ke sawah).
-
Pemasangan jaringan listrik dan meteran sebagai sumber daya untuk mesin.
-
Konstruksi rumah kecil sebagai pelindung mesin pompa (“rumah pompa”) agar aman.
Retno Nawangtari, Sekretaris Dinas Pertanian Boyolali, mengatakan bahwa anggaran besar itu paling banyak digunakan untuk bagian pembuatan sumur bor dalam.
Hal ini agar sumur tersebut tidak menggangu sumber air warga dan dapat bertahan lama.
Program Irigasi Perpompaan
Pemerintah menyebut proyek ini sebagai bagian dari program irigasi perpompaan bantuan Pemerintah Pusat tahun 2024.
Papan informasi proyek dan prasasti sudah terpasang pada lokasi. Di sana tercantum bahwa pekerjaan ini bertujuan untuk mengairi lahan seluas 10 hektare.
Nama kelompok tani penerima bantuan dan koordinat titik proyek pun tercantum.
Kehadiran irigasi perpompaan ini dipandang sebagai solusi untuk mengurangi ketergantungan petani pada hujan.
Dengan sumber air yang bisa terakses melalui pompa, petani dapat menanam sepanjang tahun meskipun musim kemarau tiba.
Pengadaan mesin pompa dan sumur bor dalam harapannya mampu mendukung produktivitas pertanian di Boyolali dan menjaga ketersediaan pangan lokal.
Meskipun awalnya proyek kecil ini menuai kritik, karena harga yang terlalu tinggi, setelah terinci, dana Rp 112,8 juta ternyata mengakomodasi bukan hanya rumah pompa itu saja melainkan rangkaian komponen penting: sumur bor, mesin, pipa, listrik, dan keamanan.
Proyek ini membawa manfaat strategis, terutama bagi petani pada wilayah irigasi seluas 10 hektare, serta mendukung ketahanan pangan dengan irigasi yang bisa menjadi andalan.
Transparansi penggunaan dana dan komunikasi publik mengenai proyek seperti ini sangat penting agar masyarakat memahami konteks dan nilai di balik angka yang terlihat sederhana.