[/caption]
Di setiap keberhasilan kalian, ada doa yang pernah kami panjatkan dalam diam
Di setiap langkah kalian, ada cerita yang diam-diam kami simpan. Di setiap keberhasilan kalian, ada doa yang pernah kami panjatkan dalam diam.
Hari ini, kami melepas kalian. Tapi bukan dalam arti melepaskan tangan, melainkan melepas untuk merestui langkah kalian menapaki dunia yang lebih luas. Kalian akan meninggalkan ruang kelas, dan sudut-sudut kampus yang pernah jadi saksi perjalanan kalian.
“Namun, kami percaya, ilmu, nilai, dan karakter yang telah kalian bentuk di sini, akan menjadi bekal sejati dalam menghadapi dunia nyata”. Tutupnya.
Sementara itu, Prof Dr Taufiqulloh MHum, Rektor UPS, melalui Dr Imam Asmarudin SHMH, selaku WR 3 Bidang Kemahsiswaan, menyampaikan ucapan Selamat dan Sukses.
Semoga ilmu yang kalian peroleh selama menempuh pendidikan di FH UPS dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi masyarakat dan cepat mendapatkan pekerjaan.
“Ia melanjutkan bahwa kesuksesan seseorang tidak datang begitu saja, tetapi sangat bergantung pada dukungan orang tua, terutama doa Ibu, yang menjadi salah satu poin penting,” ungkapnya.

“Ada sebuah cerita, ini adalah pengalaman saya sendiri. Pada tahun 2007, saya lulus dari pendidikan tahun 2006/2007. Setelah lulus, saya telah mempersiapkan diri untuk menikah dan bekerja di Jakarta karena saat itu sudah ada tawaran dari teman saya yang menyiapkan kantor cabang.
Kemudian, saya meminta izin kepada orang tua, terutama ibu saya, untuk pergi ke Jakarta. Saya meminta doa ibu, mohon restunya untuk menjadi Advokat di Jakarta.
Namun, saya tidak mendapatkan izin dan restu dari Ibu saya untuk pergi ke Jakarta. Ibu saya berkata, ‘Sebaiknya kamu mengabdi kepada lembaga UPS, karena ibu ingin setiap hari bisa melihat anaknya pulang.’ Itu yang disampaikan oleh ibu.
Dari situ, saya baru menyadari ada hikmahnya. Mungkin jika saya pergi ke Jakarta, saat ini saya tidak akan menjadi wakil Rektor, tidak pernah menjadi wakil dekan, dan tidak pernah merasakan menjadi tim penguasa hukum dengan pemda bersama Pak Fajar dan Pak Imawan.






