Klaten,diswaysolo.id – Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Klaten, meresmikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui agenda “Sambung Rasa” yang dihadiri pejabat daerah.
Pengembangan BUMDes ini mencakup fasilitas kolam pemancingan dan pusat kuliner. Tujuannya bukan hanya menyediakan sarana bagi warga, melainkan juga memperkuat ekonomi desa dan meningkatkan pendapatan asli desa (PADes).
Pada 2019 lalu, PADes Desa Kalikebo tercatat hanya sekitar Rp 35 juta per tahun—terendah di wilayah Trucuk.
Pemerintah desa dan pihak kabupaten berharap inisiatif ini akan berdampak positif terhadap penghidupan masyarakat lokal.
Bupati Klaten
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, meresmikan BUMDes Kalikebo pada 16 September 2025 dalam acara Sambung Rasa. Fasilitas yang dibangun adalah kolam pemancingan dan pusat kuliner.
Kepala Desa Kalikebo, Purwanto, menjelaskan kolam pemancingan itu dibangun sebagai bagian dari ketahanan pangan melalui budidaya ikan.
Kolam pemancingan tersebut saat ini masih dalam tahap pembangunan, dan desa menargetkan fasilitas itu selesai dan beroperasi pada akhir tahun 2025.
Pusat kuliner turut disiapkan sebagai sarana untuk menarik pengunjung dan mendukung usaha warga dalam bidang konsumsi serta wisata kuliner desa.
Purwanto menyebutkan bahwa sebelum adanya BUMDes, PADes Kalikebo hanya sekitar Rp 35 juta per tahun (2019).
Dengan hadirnya BUMDes dan fasilitas pendukung, desa memproyeksikan pendapatan tahun 2025 bisa meningkat menjadi lebih dari Rp 50 juta.
Peningkatan PADes ini diharapkan tidak hanya menjadi angka di laporan, tetapi benar-benar digunakan untuk memperbaiki layanan desa, memperluas kesempatan kerja, dan mendukung infrastruktur desa.
Fasilitas seperti pusat kuliner bisa menarik pengunjung luar desa, sehingga uang beredar di desa sendiri.
Bupati Klaten, Hamenang Wajar Ismoyo, berharap BUMDes Kalikebo akan membawa manfaat nyata bagi masyarakat.
Ia menyampaikan bahwa BUMDes ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa melalui usaha yang dikelola oleh desa sendiri.
Acara peresmian dihadiri pula oleh Wakil Bupati Klaten, Benny Indra Ardhianto, dan berbagai kepala OPD.
Kehadiran mereka menunjukkan dukungan pemerintah daerah terhadap upaya pemberdayaan desa melalui pengembangan usaha milik desa.
Meskipun target pendapatan dan fasilitas sudah ditetapkan, masih ada tantangan. Pembangunan kolam pemancingan harus menyelesaikan masalah teknis seperti kualitas lingkungan air, manajemen pemeliharaan, dan pemasaran hasil budidaya.
Demikian juga pusat kuliner perlu strategi menarik pengunjung dan kerjasama dengan pengusaha lokal agar bisa berkelanjutan.
Pengelolaan yang baik, pelibatan masyarakat, transparansi dalam penggunaan dana desa, serta promosi desa sebagai destinasi kuliner lokal akan menjadi kunci agar BUMDes ini sukses dalam jangka panjang.






