Daerah  

Ambruknya Jembatan Kalierang di Tegal saat Pembongkaran, Ini Penjelasan Kadis PUPUR

Tegal,diswaysolo.id – Pada Minggu siang jembatan lama Kalierang yang berada di Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, runtuh saat proses pembongkaran berlangsung.

Sejumlah pekerja berada di atas struktur jembatan untuk beristirahat ketika struktur itu tiba-tiba ambruk.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tegal, Teguh Dwijanto Rahardjo, menyebutkan bahwa lima orang pekerja menjadi korban dalam insiden tersebut.

Akibatnya lima pekerja terluka, berikut ulasan selengkapnya yang bisa kamu simak agar tidak ketinggalan informasi.

Jembatan Kalierang Ambruk

Konstruksi jembatan lama tersebut memang sudah ada rencana untuk pergantian, karena usianya yang sudah puluhan tahun dan kondisinya mengalami kerusakan serius.

Beberapa bagian baja yang menjadi rangka sudah berkarat, tumpuan tidak bekerja sebagaimana mestinya, dan struktur utama sudah mengalami deformasi tinggi.

Pada saat pembongkaran bagian atas jembatan dilakukan, struktur yang lemah tidak kuat menahan beban tambahan dan akhirnya kehilangan keseimbangan, lalu roboh.

Teguh memastikan bahwa tidak ada kesalahan teknis dalam proses pembongkaran; keruntuhan menurutnya murni karena faktor usia dan degradasi material.

Insiden runtuhnya jembatan Kalierang saat proses pembongkaran menyebabkan lima pekerja terjatuh ke dasar sungai.

Mereka sedang beristirahat di atas struktur jembatan ketika ambruk terjadi secara tiba-tiba. Akibatnya, keempat pekerja mengalami luka ringan, sementara satu orang menderita luka cukup serius.

Korban luka ringan meliputi Sudiro Efendi yang berasal dari Kedungpuji, Gombong, Kebumen; Imam dari Kedawung, Kroya, Cilacap; Agus Susanto dari Tasikmalaya; serta Sukaryo yang berdomisili di Desa Gambrik, Kecamatan Pagerbarang.

Korban Tertangani dengan Baik

Setelah kejadian, mereka segera mendapatkan penanganan medis dan boleh pulang setelah ada pernyataan stabil.

Satu pekerja lainnya, Khalal Fathuji, warga Desa Cilongok, Kecamatan Balapulang, mengalami luka berat dan saat ini masih perawatan secara intensif di RSUD dr. Soeselo, Slawi.

Baca Juga:  Cemburu Buta, Siswa MAN Kota Tegal Aniaya Adik Kelas

Kondisinya terus ada pemantauan oleh tim medis, dan pihak keluarga sudah ada komunikasi dengan pihak pelaksana proyek serta instansi terkait.

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tegal memastikan bahwa seluruh korban telah tertangani dengan cepat sesuai prosedur keselamatan kerja.

Koordinasi juga ada dengan pihak rumah sakit dan aparat desa untuk memberikan dukungan kepada para korban dan keluarganya.

Pemerintah daerah berharap insiden ini tidak berdampak lebih luas dan menjamin bahwa langkah-langkah keamanan akan lebih ketat dalam tahapan konstruksi berikutnya.

Proyek pembangunan jembatan pengganti telah dimulai sejak 27 Juni 2025, dengan durasi pelaksanaan 150 hari kalender dan nilai kontrak sekitar Rp2,958 miliar.

Pagu anggarannya adalah Rp3 miliar. Target pengerjaan dijadwalkan selesai pada 23 November 2025, dengan masa pemeliharaan selama 180 hari.

Model jembatan baru nanti adalah rangka baja tipe B dengan bentang panjang sekitar 60 meter.

Jembatan ini memiliki fungsi strategis, akan menghubungkan tiga kecamatan: Balapulang, Bojong, dan Jatinegara.

Ambruknya Jembatan Kalierang saat pembongkaran menunjukkan bahwa usia dan kondisi material konstruksi harus menjadi pertimbangan utama dalam proyek perbaikan atau penggantian infrastruktur.

Dalam kasus ini, meski proses pembongkaran dilakukan sesuai prosedur, kerusakan struktural yang telah parah menyebabkan jembatan tidak mampu menahan beban.

Kejadian ini menimbulkan korban luka, tetapi secara cepat pihak terkait telah mengambil langkah-langkah mempercepat pembangunan pengganti, dan memastikan keselamatan pekerja dalam proses pekerjaan berikutnya.