Selain wisata alam dan edukasi, Desa Sembung juga menawarkan Islamic Center mini yang sudah aktif digunakan untuk manasik umroh, pembinaan anak PAUD dan SD, hingga kegiatan pengajian.
Dengan tambahan fasilitas ini, Desa Sembung berupaya menegaskan identitasnya sebagai destinasi wisata yang ramah keluarga sekaligus religius.
“Kami sadar bahwa membangun wisata memerlukan identitas yang kuat. Oleh karena itu, religiusitas tetap menjadi nafas utama Desa Sembung,” tegas HM Untung.
Kolam pemancingan saat ini menjadi daya tarik utama dengan jam operasional yang fleksibel. Pada hari Sabtu, kolam dibuka dari pukul 13.00 hingga 17.00 dan 19.00 hingga 24.00, sedangkan pada hari Minggu buka dari pukul 10.00 hingga 17.00 dan 19.00 hingga 24.00.
Di hari Senin hingga Jumat, selalu ada lomba reguler di mana hasil tangkapan dapat langsung dibawa pulang.
Dengan skema ini, kolam pemancingan tidak hanya menarik bagi para hobiis, tetapi juga bagi keluarga yang ingin berlibur dengan biaya terjangkau.”Jika pulang dengan banyak ikan, pasti para wisatawan akan senang dan ingin kembali lagi,” kata HM Untung sambil tersenyum.
Inisiatif Desa Sembung untuk membangun wisata dari awal dengan menggunakan dana desa menunjukkan keberanian dan kreativitas.
Dalam lima tahun ke depan, kawasan ini ditargetkan menjadi ikon wisata baru di Batang yang menggabungkan edukasi, alam, kuliner, dan religi.






