diswaysolo.id – Masyarakat Solo dari berbagai kalangan mengadakan doa bersama di Plaza Sriwedari pada Kamis sore, 11 September 2025. Ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kerusuhan yang pernah melanda Kota Bengawan.Warga Mendesak Polisi.
Aksi yang dikenal dengan sebutan umbul dungo ini dihadiri oleh berbagai ormas, pedagang, tukang becak, juru parkir, hingga komunitas warga. Mereka menuntut agar Kota Solo segera kembali aman.
Dalam artikel ini akan kami ulas tentang warga mendesak Polisi menyelidiki secara tuntas kerusuhan anarkis yang terjadi di Solo. Mari kita simak dan baca sampai selesai ya!
Warga Mendesak Polisi Menyelidiki Secara Tuntas Kerusuhan Anarkis yang Terjadi di Solo
Kerusuhan yang terjadi sebelumnya menyebabkan kerusakan yang signifikan, mulai dari pembakaran mobil polisi, pos polisi, hingga Gedung Setwan DPRD Kota Surakarta. Kondisi ini dianggap mencoreng citra Solo sebagai kota budaya yang damai.
Ketua Forum Budaya Mataram (FBM), Dr BRM Kusumo Putro SH MH, menegaskan bahwa aparat kepolisian harus segera mengambil tindakan.
“Kota Solo dibangun dengan kerja keras. Jangan sampai dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Polisi harus berani menindak tegas para pelaku,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Anak Bangsa Surakarta (PABS), Dosy Marta, menyayangkan ketidakhadiran pejabat dan anggota dewan yang telah diundang untuk hadir dalam doa bersama.
Baca juga: Kapolresta Solo Pastikan Bahwa Tidak Ada Peluru Karet yang Digunakan Saat Aksi Berlangsung
“Seharusnya pejabat mau duduk bersama rakyat, bukan malah menghindar. Rakyat Solo sedang resah, apalagi ekonomi semakin sulit. Kami hanya ingin kota ini tetap damai,” tegasnya.
Demikian ulasan tentang tentang warga mendesak Polisi menyelidiki secara tuntas kerusuhan anarkis yang terjadi di Solo. Semoga bermanfaat.






