Jakarta,diswaysolo.id – Aksi unjuk rasa yang berlangsung pada Jumat, 29 Agustus 2025, berubah menjadi insiden serius saat massa memasuki dan menyerang sejumlah gerbang tol di Jakarta.
Tol Cawang–Tomang–Pluit mengalami penutupan paksa, sementara fasilitas pendukung jalan tol mengalami kerusakan parah akibat tindakan massa yang tak terkendali.
Dalam kondisi yang memburuk, sebanyak tujuh gerbang tol menjadi titik kerusuhan. Selain itu, lebih dari 20 unit water barrier, traffic cone karet, median concrete barrier (MCB), dan CCTV tol juga mengalami perusakan signifikan.
Jasa Marga menyampaikan permohonan maaf atas gangguan layanan tol dan dampak yang dirasakan pengguna jalan.
Tiga Gerbang Tol
Pada demo yang memuncak menjadi kerusuhan, tiga gerbang tol menjadi titik paling menyala. Para pengunjuk rasa mendatangi dan membakar gerbang-gerbang ini, meski secara keseluruhan tujuh gerbang dilaporkan dirusak.
Perusakan ini menyebabkan gangguan besar pada akses tol dan layanan transportasi Jakarta.
Selain gerbang yang dibakar, perusakan merambah fasilitas-fasilitas penting pendukung tol seperti water barrier, rubber cone, MCB, dan CCTV.
Kerusakan dan vandalisme ini tidak hanya menyebabkan gangguan operasional tetapi juga membahayakan keselamatan pengguna jalan.
Menanggapi eskalasi kerusakan, Jasa Marga secara resmi menutup sementara ruas tol terdampak dan meminta maaf kepada publik.
Penutupan ini dimaksudkan untuk mempercepat proses perbaikan dan memulihkan operasional tol secara bertahap.
Pada Jumat malam, aksi unjuk rasa yang dipicu oleh ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah meluas dan memicu kekerasan di jalan tol.
Massa, yang awalnya berkumpul di sekitar kawasan Kuningan, Semanggi, dan Senayan, akhirnya merangsek ke Ruas Tol Cawang–Tomang–Pluit.
Penggunaan jalan tol sebagai jalur aksi menyebabkan gangguan serius dan memaksa Jasa Marga menutup sebagian gerbang tol untuk menjaga keamanan publik.
Tujuh gerbang tol dilaporkan menjadi korban perusakan, termasuk GT Slipi 1 & 2, GT Pejompongan, GT Senayan, GT Semanggi 1 & 2, dan GT Kuningan 1.
Namun, tiga gerbang di antaranya mengalami serangan paling parah hingga terbakar.
Peristiwa ini mencerminkan eskalasi demo yang awalnya damai, namun berubah brutal akibat tindakan massa yang diliputi kemarahan dan frustrasi.
Dampaknya tidak hanya terbatas pada gerbang tol. Infrastruktur pendukung jalan tol seperti water barrier, rubber cone, barrier median (MCB), dan CCTV juga menjadi sasaran vandalisme.
Sejumlah Gerbang Tol Tutup
Lebih dari 20 unit peralatan tersebut rusak berat, yang berdampak langsung terhadap kendala pengendalian lalu lintas dan mempersulit upaya pemulihan.
Sebagai respons, Jasa Marga segera mengumumkan penutupan sebagian gerbang tol dan menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat.
Penutupan ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan serta mengurangi risiko kecelakaan atau gangguan lalu lintas selama proses pemulihan.
Meskipun demikian, dampak ekonomi dan operasional tidak dapat dihindari karena penutupan mengganggu mobilitas pengendara yang mengandalkan tol sebagai jalur utama.
Kerusakan yang begitu masif sejatinya menggambarkan dua sisi dari massa aksi: rasa frustasi yang menumpuk dan potensi destruktif ketika kontrol dan dialog hilang.
Jasa Marga kini menghadapi tantangan besar untuk memperbaiki fasilitas yang rusak, memulihkan layanan tol, serta menjaga kepercayaan publik.