Dengan latar belakang sebagai Bendahara Umum Partai NasDem dan rekam jejaknya di Komisi III, Sahroni dikenal aktif dalam isu-isu tersebut.
Sementara itu, Komisi I DPR RI berfokus pada pertahanan, luar negeri, komunikasi dan informatika, serta intelijen. Bidang ini memiliki cakupan yang luas, mulai dari isu-isu geopolitik hingga kebijakan siber dan digital.
Rotasi ke Komisi I menempatkan Sahroni di area kerja yang berbeda, menantangnya untuk beradaptasi dengan isu-isu baru yang mungkin kurang ia kuasai sebelumnya.
Dampak Rotasi terhadap Karier Politik
Rotasi jabatan ini, terlepas dari alasannya, menandai babak baru dalam karier politik Ahmad Sahroni. Dari posisi pimpinan di sebuah komisi yang sangat disorot, ia kini menjadi anggota biasa di komisi lain.
Hal ini tentu saja akan mengubah perannya di parlemen. Namun, sebagai Bendahara Umum DPP Partai NasDem, pengaruhnya di internal partai tetap kuat.
Keputusan Fraksi NasDem ini dapat dilihat sebagai langkah pragmatis untuk meredam polemik yang terjadi di ruang publik. Dengan memindahkan Sahroni, partai berharap isu kontroversial tersebut tidak terus-menerus mengganggu kinerja fraksi dan citra partai.
Bagi dirinya sendiri, ini bisa menjadi peluang untuk menunjukkan kemampuannya di bidang yang berbeda serta memperbaiki citra dirinya di hadapan publik.
Pada akhirnya, rotasi yang diberikan kepada Ahmad Sahroni ini menunjukkan bahwa dalam dunia politik, dinamika dan perubahan adalah hal yang tidak dapat dihindari.
Setiap langkah, baik oleh individu maupun partai, memiliki konsekuensi yang dapat membentuk arah karier seseorang di masa depan.






