Daerah  

Pos Polisi Simpang Lima Semarang Dirusak dan Dibakar Massa Demo Ricuh

Semarang,diswaysolo.id – Rasa damai dalam unjuk rasa di Semarang mendadak berubah menjadi aksi kekerasan saat demonstrasi pendukung keadilan bagi Affan Kurniawan berujung ricuh.

Bentrokan yang terjadi sepanjang Jalan Pahlawan turut menyasar fasilitas publik lain, termasuk Pos Polisi Lalu Lintas di Simpang Lima, yang kini rusak parah dan terbakar akibat amukan massa anarkis.

Kerusuhan tersebut mencuat setelah massa bentrok dengan aparat di depan Polda Jateng.

Aksi anarkis yang menewaskan ketenangan kota itu ditandai dengan pembakaran mobil, motor, pos polisi, sekaligus pelempar.

Massa Demo Ricuh

Aksi unjuk rasa awalnya berlangsung di depan Markas Polda Jateng pada Jumat sore, menuntut keadilan atas kematian Affan, seorang pengemudi ojol.

Namun, suasana damai berubah ketika massa melempari petugas dengan bom molotov, mercon, dan botol air—dahulu jadi pemicu bentrokan hebat.

Setelah didorong mundur oleh aparat, massa bergerak ke kawasan Simpang Lima. Di sana, mereka merusak Pos Polisi Libas Zebra Satlantas Polrestabes Semarang, merusak kaca, membakar sebagian bangunan, hingga menyebabkan puing dan asap.

Kerusuhan juga meluas: sejumlah kendaraan di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah dibakar, kantin hingga pos Satpol PP rusak parah. Massa juga merusak mobil yang terparkir, memecahkan kaca, dan merusak pagar gerbang.

Petugas pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api saat massa membakar pos polisi, dan aparat gabungan dari Polda Jateng serta Polrestabes Semarang diterjunkan untuk memulihkan situasi.

Aparat keamanan menahan setidaknya sembilan hingga sepuluh orang yang diduga sebagai provokator atau pelaku perusakan.

Penangkapan ini menjadi bagian dari respon hukum terhadap aksi anarkis tersebut.  Menjelang tengah malam, pengerahan pasukan berhasil mengalihkan konsentrasi massa dan memulihkan ketertiban.

Polisi juga menutup sejumlah ruas jalan dan mengalihkan lalu lintas demi menjaga keselamatan warga.

Baca Juga:  Mengenang Peristiwa Masa Lalu, Malam Resepsi Peringatan HUT Ke - 80 RI Kabupaten Tegal Bertempat di Museum GBN Slawi

Korban jiwa tidak disebutkan, tetapi Puluhan orang—termasuk aparat dan warga—dilaporkan mengalami luka-luka seperti memar, sesak napas, dan sobek kepala akibat lemparan benda.

Insiden ini menggambarkan bagaimana unjuk rasa bisa berubah jadi kekerasan dalam sekejap, ketika tindakan tidak terkoordinir memasuki simbol-simbol negara.

Pos Polisi Simpang Lima, yang sejatinya simbol ketertiban dan keamanan kota, kini roboh terkena amarah massa.

Aparat merespon dengan tegas dan cepat, memulihkan keamanan dan menahan pelaku.

Namun, kejadian ini mengingatkan pentingnya protokol pengamanan aksi demonstrasi dan perlindungan fasilitas publik agar kejadian serupa tidak terulang.

Negeri ini membutuhkan dialog dan penanganan yang bijaksana – bukan sebaliknya.