Daerah  

Napak Tilas Bioskop Emas Era 70‑an di Tegal, dari Gempita Layar Lebar

Tegal,diswaysolo.id – Belasan gedung bioskop pernah berjaya di Kota dan Kabupaten Tegal—jadi hiburan elit hingga massa dengan kelas, kini hanya menyisakan kenangan dan bangunan terbengkalai.

Tegal dulu pernah menjadi pusat hiburan bioskop yang meriah. Pada era 1950‑an hingga 1970‑an, hampir setiap sudut kota punya gedung untuk menonton layar lebar—baik yang mewah maupun sederhana—membuat komunitas berburu film lokal dan impor tiap malam.

Bioskop itu punya segmen berbeda. Bioskop kelas atas seperti Dewi dan Riang menarik kalangan elit dengan film-film baru, sedangkan yang lebih sederhana seperti Dewa, Duta, Maya melayani masyarakat luas dengan film-film lama.

Hiburan ini tumbuh dari jejak kolonial hingga mencapai puncaknya di masa kejayaan perfilman Indonesia.

Bioskop Emas Era 70 an

Di masa itu, tercatat belasan bioskop berdiri megah di Tegal. Ada Delapan nama yang populer: Dana, Riang, Dewa, Dewi, Maya, Duta, Jupiter, dan Marina.

Mereka tersebar di kota dan kabupaten, dan menjadi pilihan hiburan utama masyarakat.

Bioskop Dewi dan Riang menarget kalangan menengah ke atas. Mereka memutar film-film terbaru dan menghadirkan suasana premium.

Sementara itu, Dewa, Duta, Maya menyediakan opsi lebih terjangkau. Film-film di sana biasanya sudah tayang duluan di bioskop kelas atas.

Beberapa gedung bahkan berakar dari era kolonial. Contohnya, Rex (kemudian bernama Dewa) dan Roxy (kemudian Dewi) sudah ada sejak 1930‑an, menjadi saksi era awal perfilman di Tegal.

Bioskop Jupiter, yang muncul di era 1950‑an, awalnya bagian dari gedung Tiong Hoa Hwee Kwan dan kemudian difungsikan sebagai bioskop.

Seiring waktu, bioskop megah itu mulai sepi. Film impor yang menjadi daya tarik utama mulai menipis, bisnis film nasional tersendat, dan terjadi krisis ekonomi pada akhir 1990‑an. Banyak bioskop tutup secara permanen.

Baca Juga:  Tim Siaga Bencana Bhayangkara Polres Tegal Laksanakan Gotong Royong Pembersihan Pasca Luapan Sungai di Kawasan Wisata Guci

Kini, beberapa bekas gedung bioskop berubah fungsi: ada yang jadi kantor perbankan, hotel, warung makan, atau ruko.

Ada pula yang terbengkalai, berangsur menjadi sarang walet, atau bahkan disebut menyeramkan karena kondisinya yang lapuk