Daerah  

Chinatown Kota Tegal yang Penuh Kenangan dan Kuliner Oriental

Tegal,diswaysolo.id – Kampung Tionghoa di Mintaragen: Dari Tradisi Klenteng hingga Latopia, Destinasi Kuliner Oriental Bersejarah di Tegal.

Chinatown Kota Tegal, yang dikenal dengan nama Paweden, berada di Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur.

Wilayah ini menyebar dari sekitar Perempatan Jalan Veteran hingga Balai Kota Lama. Paweden secara historis merupakan pusat pemukiman etnis Tionghoa dan kini berkembang sebagai kawasan bernuansa oriental yang kaya akan nilai budaya.

Setiap tahunnya, Klenteng Tek Hay Kiong di Jalan Gurame rutin menyelenggarakan festival Cap Go Meh sebagai salah satu tradisi penting di kawasan ini.

Chinatown 

Selain kaya sejarah, Paweden juga menjadi pusat aktivitas kuliner yang hidup—terutama di sentra kuliner bernama Pokanjari (Pondok Makan Jalan Teri), yang berada di sisi barat Jalan Veteran.

Di kawasan ini, pengunjung menemukan ragam warung dan restoran oriental serta oleh-oleh khas seperti Latopia, sejenis bakpia kering milik industri rumahan yang turut memperkuat identitas kuliner lokal.

Paweden, yang berarti “Chinatown”, secara geografis terletak di Kelurahan Mintaragen dan menyebar sepanjang Jalan Veteran.

Kawasan ini dulunya merupakan pemukiman etnis Tionghoa di Kota Tegal dan telah menjadi bagian penting dari sejarah kota.

Pada Jalan Gurame terdapat Klenteng Tek Hay Kiong—sentra spiritual dan budaya. Klenteng ini menjadi titik perayaan Cap Go Meh yang meriah setiap tahunnya.

Tradisi Tionghoa

Klenteng Tek Hay Kiong memegang peran penting dalam mempertahankan tradisi Tionghoa di Tegal.

Festival Cap Go Meh menjadi pesta budaya rakyat yang memadukan nilai spiritual dan kebersamaan antarwarga.

Keberadaan klenteng ini menjadi simbol identitas Tionghoa yang terus hidup, sekaligus magnet wisata budaya bagi pengunjung lokal dan luar daerah.

Di jalan yang sama, Pokanjari (singkatan dari Pondok Makan Jalan Teri) menghadirkan pusat kuliner yang menghadirkan rasa kelas menengah.

Baca Juga:  Gita Wirjawan Ajak Mahasiswa UHN Siap Hadapi Indonesia Emas 2045

Warung-warung dan restoran berjajar rapi, menawarkan berbagai menu oriental yang menggugah selera.

Suasana hangat dan aroma masakan khas membuat Pokanjari menjadi tempat favorit bagi penduduk dan wisatawan yang mencari sajian autentik ala Tionghoa di Tegal.

Latopia menjadi ikon kuliner khas Paweden. Kue rasa manis ini mirip bakpia kering dan yang memproduksi industri rumahan lokal.

Banyak rumah tangga di kawasan Pecinan Tegal bergerak di bidang pembuatan Latopia, menjadikannya oleh-oleh wajib yang merepresentasikan citarasa lokal yang khas dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Kehadiran Paweden dan Pokanjari memicu interaksi sosial lintas budaya. Etnis Tionghoa dan komunitas lain bergotong-royong mengembangkan sektor pariwisata kecil dan usaha kuliner.

Pokanjari memberi peluang ekonomi bagi usaha mikro, sementara klenteng memperkuat kohesi budaya.

Sinergi ini menumbuhkan citra kota Tegal sebagai kota peleburan budaya yang harmonis.

Paweden dan Pokanjari mencerminkan bagaimana sejarah, tradisi, dan kuliner bisa berpadu harmonis di sebuah kota kecil.

Dari Klenteng Tek Hay Kiong yang bersejarah hingga aroma otentik Latopia dan cita rasa oriental di Pokanjari — semuanya menyatu membentuk wajah unik Tegal.

Kawasan ini tak hanya menyimpan kenangan, tapi juga membuka peluang ekonomi dan wisata budaya yang kian berkembang.