Bandara Adi Soemarmo Resmi Menjadi Bandara Internasional, Pemda Soloraya Perlu Mempersiapkan Diri

Bandara Adi Soemarmo Resmi Menjadi Bandara
Bandara Adi Soemarmo Resmi Menjadi Bandara Internasional

diswaysolo.id – Anton Agus Setyawan, Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), menilai bahwa kembalinya status Bandara Adi Soemarmo sebagai bandara internasional memberikan peluang besar untuk meningkatkan perekonomian kawasan Soloraya. Bandara Adi Soemarmo Resmi.

Namun, pemerintah daerah di Soloraya masih memiliki pekerjaan rumah yang besar untuk memanfaatkan peluang tersebut. “Kembalinya Adi Soemarmo sebagai bandara internasional adalah hal yang positif.

Harapannya, ini dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi karena penerbangan internasional pasti akan dibuka, langsung ke Solo atau Soloraya,” jelasnya saat diwawancarai wartawan pada Senin malam, 25 Agustus 2025.

Bandara Adi Soemarmo Resmi Menjadi Bandara Internasional

“Namun, saya rasa pekerjaan rumahnya masih sama seperti sebelumnya. Ketika status bandara internasional sudah ada, yang berarti ada kemungkinan maskapai internasional akan membuka rute ke Solo, pertanyaannya adalah apa daya tarik bagi orang untuk berkunjung ke Solo? Apa daya tarik bagi wisatawan atau pebisnis di Solo?” lanjutnya.

Menurutnya, pemerintah kabupaten dan kota di Soloraya harus mempersiapkan diri, misalnya dengan memperbaiki iklim investasi agar investor tertarik untuk berinvestasi atau mengembangkan sektor pariwisata.

“Kalau kelemahan di Solo dari dulu adalah durasi tinggalnya. Rata-rata, wisatawan hanya tinggal dua hari di Solo. Berbeda dengan di Jogja, di mana durasi tinggal wisatawan mancanegara bisa lebih lama, sekitar 4-5 hari. Ini berkaitan dengan apa yang bisa mereka lihat di Solo,” paparnya.

Anton menekankan perlunya kebijakan yang lebih komprehensif yang berfokus pada destinasi Soloraya, apakah untuk menarik investor atau wisatawan. Jika fokus pada pariwisata, maka harus fokus pada destinasi atau acara wisata.

“Jika benar-benar menjadi destinasi wisata, apakah nantinya bisa dilanjutkan dengan membentuk jejaring networking, atau istilahnya cluster wisata? Selanjutnya, jika akan mengundang investor, investasi apa yang menarik di Soloraya? Apakah di sektor jasa, manufaktur, atau pertanian, dan lain-lain,” ungkapnya.

Baca Juga:  Proses Penyaluran Tenaga Kerja di Solo Terhenti, Warga Berharap Bekerja di Sektor Pemerintahan

Peluang di Sektor Wisata

Anton menyebutkan bahwa di sektor wisata yang telah dimulai adalah MICE (meeting, insentif, konferensi, dan pameran). Dalam sektor ini, Anton berpendapat bahwa Solo sebenarnya memiliki peluang, tetapi sempat terputus akibat pandemi Covid-19. “Saat ini, pelaku bisnis MICE tampaknya belum sepenuhnya pulih,” ujarnya.