SRAGEN, diswaysolo.id – Ribuan kader Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Tanon memenuhi Joglo Juang, Waduk Ketro Canden, Desa Ketro, pada hari Senin, 11 Agustus 2025, dalam rangka acara Jalan Sehat untuk memperingati Hari Lahir (Harlah) Fatayat NU yang ke-75 dan HUT Kemerdekaan RI yang ke-80. Dalam rangka Harlah dan HUT RI ke-80.
Tidak hanya kader, masyarakat Tanon juga sangat antusias untuk berpartisipasi, menciptakan suasana yang meriah dan penuh semangat.
Acara yang diselenggarakan oleh Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat NU Tanon ini bukan hanya sekadar kegiatan olahraga, tetapi juga merupakan simbol kuat bahwa perempuan memiliki peran penting dalam mengisi kemerdekaan.
Dengan langkah yang mantap dan semangat yang membara, ribuan perempuan Fatayat NU Tanon menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar pelengkap, tetapi merupakan pilar utama dalam membangun masyarakat yang lebih baik.
Dalam rangka Harlah dan HUT RI ke-80, Ribuan Kader Fatayat NU Tanon Menyemarakkan Jalan Sehat
Acara ini menjadi bukti bahwa perempuan NU siap untuk melangkah maju, sehat secara jasmani dan rohani, demi mengukir sejarah.
Wakil Ketua PAC Fatayat NU Tanon, Hayatullayly, menegaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar warga sekaligus mempromosikan gaya hidup sehat.
“Kami menggerakkan semua ranting di Kecamatan Tanon. Hari ini, sekitar 2.000 warga, baik pengurus Fatayat maupun masyarakat umum, turut hadir,” ujarnya.
Jalan Sehat ini bukan sekadar berjalan, melainkan juga menjadi ajang kreativitas. Setiap ranting Fatayat NU menunjukkan kemampuan mereka melalui kostum jalan sehat yang unik dan berwarna-warni, menambah keceriaan acara.
“Kegiatan ini merupakan syiar NU untuk masyarakat. Kami ingin memperlihatkan bahwa perempuan NU tidak hanya aktif dalam pengajian, tetapi juga peduli terhadap kesehatan fisik dan mental,” tambah Hayatullayly.
Baca juga: PSHT Sragen Tegaskan Akhiri Dualisme dan Menyatakan Hanya Ada Satu Pimpinan Yang Sah
Menurutnya, di era modern ini, perempuan NU harus sehat dan tangguh agar dapat menjadi inspirasi, terutama bagi masyarakat Kabupaten Sragen.
“Jika dahulu Fatayat identik dengan pengajian, kini kami ingin perempuan NU juga terkenal sebagai agen perubahan yang sehat, kuat, dan memberikan kontribusi yang nyata,” ujarnya.