Bogor,diswaysolo.id – Ribuan warga Kota Bogor tumpah ruah di sepanjang jalur utama—mulai dari Tugu Kujang untuk menyemarakkan Festival Merah Putih menjelang Hari Ulang Tahun ke‑80 Republik Indonesia.
Kirab lima bendera merah putih, masing‑masing sepanjang 100 meter dan lebar 6 meter, arak-arakan tersebut tampak semangat oleh berbagai elemen masyarakat.
Acara ini menjadi salah satu ikon tradisi satu dekade dengan pelopor dari Pemkot Bogor sebagai wujud nyata kebersamaan dan nasionalisme.
Setiap helai kain merah-putih yang melambai bukan sekadar lambang, melainkan sarat makna. Berikut ulasan selengkapnya yang bisa kamu simak.
Bendera Merah Putih
Lima bendera tersebut secara simbolik mewakili Lima Sila Pancasila, sebagai dasar ideologi bangsa dalam tubuh NKRI.
Awal upacara dari Tugu Kujang sekitar pukul 06.00 WIB, selanjutnya pawai dari pukul 06.30 WIB, menciptakan panorama “lautan merah putih” yang bergerak penuh kebanggaan nasional.
Acara kirab bendera ini digelar sebagai puncak dari Festival Merah Putih (FMP) yang berlangsung sepanjang bulan Agustus.
Pada tahun ini, jumlah peserta yang terlibat mencapai lebih dari 3.500 orang—termasuk tokoh pemerintahan, TNI–Polri, pelajar, mahasiswa, tokoh masyarakat, budayawan, dan komunitas.—menjadikan suasana semakin meriah dan penuh berbagi semangat kebanggaan.
Rangkaian bendera diarak melalui jalur strategis kota: dari Tugu Kujang, melewati Jalan Otto Iskandardinata, Juanda, hingga berakhir di jalur Jalan Sudirman menuju Pusdikzi.
Di sepanjang jalur tersebut, marching band, barongsai, serta kendaraan taktis dari Brimob turut memeriahkan suasana.
Ribuan warga menyaksikan dengan antusias, bahkan berpakaian merah-putih, menyerukan semangat patriotik secara langsung.
Tak pelak, kirab tersebut turut berdampak pada arus lalu lintas yang menjadi padat bahkan macet parah di sejumlah titik utama.
Polresta Bogor Kota pun melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengamankan jalannya acara, sekaligus memastikan jalur alternatif tersedia bagi masyarakat pengguna jalan.
Refleksi Komitmen Kebangsaan
Kirab Bendera Merah Putih ini tidak hanya menjadi ajang visualisasi cinta tanah air, tetapi juga refleksi komitmen kebangsaan masyarakat Bogor.
Wali Kota Dedie A. Rachim menegaskan bahwa Festival Merah Putih lahir dari “lubuk hati sanubari yang tulus murni demi kejayaan bangsa Indonesia” dan telah menjadi tradisi tahunan yang mengakar di kota ini.
Dengan semangat kebersamaan mengalir dalam pawai lima bendera raksasa—melambai megah di udara Bogor—Festival Merah Putih bukan sekadar perayaan visual, melainkan panggilan jiwa untuk terus menjaga nilai-nilai Pancasila dan semangat persatuan.
Semoga tradisi ini terus hidup, semakin mempererat ikatan bangsa dan menginspirasi generasi muda untuk mencintai tanah air dengan karya nyata.






