Desakan Internasional Hentikan Krisis Kelaparan Gaza

Jakarta,diswaysolo.id – Organisasi kemanusiaan di berbagai negara menggalang aksi simbolis berupa suara panjang sepanjang 46 kilometer untuk menuntut diakhirinya krisis kelaparan yang menimpa warga Gaza.

Aksi ini menggema sebagai bentuk solidaritas global dan peringatan serius terhadap kondisi krisis kelaparan yang terjadi sekarang.

Krisis kelaparan di Gaza telah mencapai level penuh darurat: lebih dari satu perempat populasi menghadapi malnutrisi akut akibat pasokan bantuan yang sangat terbatas.

Banyak lembaga, termasuk WFP, WHO, dan UNRWA mendesak Israel membuka akses bantuan segera, sementara ribuan anak menghadapi risiko kelaparan yang mematikan.

Krisis Kelaparan di Gaza Menggila

Lebih dari 100 lembaga dan komunitas internasional menggelar aksi mencolok dengan menghasilkan “suara panjang” sepanjang 46 km. Menuntut penghentian segera krisis kelaparan di Gaza.

Mereka ingin pesan tersebut sampai ke para pemimpin dunia dan media global bahwa penderitaan warga sipil Gaza sudah tak bisa ada toleransi lagi.

WFP menyatakan kondisi pangan di Gaza merupakan “tingkat kelaparan massal” dengan seperempat penduduk tidak makan selama berhari-hari.

UNRWA melaporkan inflasi pangan yang ekstrem, seperti gula dan tepung naik puluhan kali lipat.

Stok bantuan banyak tertahan di luar perbatasan meskipun UNRWA memiliki cadangan untuk tiga bulan, namun warga tak bisa mengaksesnya akibat blokade ketat.

Otoritas kesehatan Gaza mencatat sedikitnya 18 orang tewas dalam 24 jam, sebagian besar anak-anak—meningkatkan total kematian akibat kelaparan menjadi 86 jiwa sejak Maret 2025.

Sekitar 17 ribu anak mengalami malnutrisi parah. Ini mendapat sebutan sebagai “pembantaian senyap” yang pemicunya oleh distribusi bantuan yang terhambat. 

Organisasi seperti WHO, WFP, Amnesty, dan sejumlah NGO mengutuk blokade penuh yang melakukan Israel.

Mereka menuntut agar perbatasan dibuka tanpa syarat dan bantuan kemanusiaan dapat masuk secara aman dan teratur. WHO menyebut krisis ini “bencana kelaparan buatan manusia” yang harus segera dihentikan.

Baca Juga:  Akhmad Munir Bakal Lantik Pengurus PWI Jateng 2025-2030

Suara sepanjang 46 km bukan sekadar simbol — ia menjadi panggilan bangkitnya kesadaran global terhadap penderitaan Gaza.

Organisasi internasional berharap tindakan nyata, seperti pencabutan blokade, akses bantuan langsung, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia warga sipil.

Tanpa itu, krisis ini akan terus menghebat dan menelan lebih banyak korban jiwa.

Solidaritas global dalam bentuk suara panjang 46 km menandai momen penting untuk menggema ke seluruh penjuru dunia. Ada krisis kemanusiaan pada Gaza yang tak boleh terabaikan.

Dengan jumlah korban yang terus meningkat dan krisis pangan yang memburuk, tekanan terhadap Israel untuk membuka blokade dan mengizinkan bantuan menjadi sangat mendesak.

Aksi ini bukan hanya simbol, melainkan seruan untuk kemanusiaan yang berakhir dengan langkah nyata dan penyelamatan nyawa.