Kepala Desa Mejasem Timur, Djaelani dalam sambutan pembukaan kegiatan pelatihan menyatakan dukungannya, “karena diharapkan kelompok difabel Mejasem Timur dapat lebih berdaya dan dapat meningkatan perekonomian warga”. Ucapnya.
Mampu menciptakan ekosistem ekonomi kreatif
Sementara itu, Didi Permadi, M.I.Kom anggota tim pengabdian menyampaikan bahwa melalui beragam pelatihan tematis yang telah dilakukan sejak 18 Juli 2025 lalu, diharapkan Mitra dapat menerapkan digital marketing dan branding untuk produk batik cap cipratnya.

“Para anggota kelompok kini mampu memproduksi konten sendiri, memotret produk dengan standar profesional, serta memahami strategi storytelling yang menjual,” jelas Didi Permadi.
Ia juga menambahkan bahwa program ini akan menghasilkan akun bisnis aktif serta katalog digital dengan produk unggulan khas Batik Ciprat Mejasem Timur.
Tak hanya sisi teknis produksi dan pemasaran,program ini juga memperkuat struktur organisasi internal kelompok agar dapat berjalan mandiri dan berkelanjutan.
Dengan penyusunan SOP produksi, pencatatan keuangan, serta pembagian tim kerja berbasis keahlian, kelompok mitra diharapkan
memiliki sistem manajemen usaha yang lebih tertata. Tambahnya.
Program ini tidak hanya memberikan dampak ekonomi langsung kepada kelompok Batik Ciprat, tetapi juga memperkuat nilai inklusi dan pengakuan sosial terhadap peran difabel dalam pembangunan desa.
UPS Tegal menegaskan komitmennya untuk terus mendampingi kelompok Batik Ciprat secara berkelanjutan.
“Melalui monitoring rutin, evaluasi berkala, dan pelatihan lanjutan, program ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi kreatif yang inklusif, mandiri, dan berdaya”. Pungkas Didi Permadi, M.I.Kom.






