Daerah  

Pacu Jalur Mendunia, Lomba Tradisional di Sungai Kuantan Jadi Harta Karun Budaya Riau

RIAU, diswaysolo.id – Pacu Jalur, lomba perahu tradisional yang berlangsung di Sungai Kuantan, Riau, merupakan warisan budaya Melayu yang sudah ada sejak abad ke-17. 

Dulunya pacu jalur digunakan sebagai alat transportasi utama di daerah tersebut—mengangkut buah pisang, tebu, dan hingga 60 penumpang dalam sekali pelayaran.

Baru-baru ini, Pacu Jalur kembali menjadi sorotan dunia melalui fenomena viral di media sosial. Nah berikut ini ulasan selengkapnya mengenai budaya Riau.

Aksi sang anak pada pacu jalur tidak hanya memikat publik lokal, tetapi juga menarik perhatian selebriti dan bahkan mendesak.

Pacu Jalur

Pacu Jalur berasal dari praktik transportasi sungai di Kuantan Singingi. Jalur, perahu panjang yang berukir dari batang pohon tunggal, awalnya untuk kegiatan sehari‑hari masyarakat.

Proses pembuatannya pun sarat adat dan spiritual: mulai dari pemilihan pohon melalui musyawarah desa dan ritual semah, hingga penebangan dan ukiran detail di bagian selambayung. 

Popularitas Pacu Jalur melonjak setelah video penari cilik di ujung perahu menyebar di TikTok dan Instagram. Aksinya yang spontan dan ekspresif lalu ada yang menyebutnya sebagai “aura farming” oleh para penonton global.

Media asing bahkan mengangkat fenomena ini, menjadikan budaya Melayu di Riau sebagai sorotan dunia.

Peserta lain, termasuk selebriti dan klub olahraga internasiona, ikut menirukan gerakan tersebut. Ini membuktikan daya tarik budaya yang sangat luas dan mudah penyebarannya.

Jadi Agenda KEN

Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan (Kemenparekraf) telah memasukkan Pacu Jalur ke dalam agenda Karisma Event Nusantara (KEN) 2025, dan berencana mempromosikannya ke dubes negara lain.

Namun, respons lambat menjadi kritik publik—terutama soal penanganan cepat atas fenomena viral dan pemanfaatan momentum “aura farming”.

Baca Juga:  Tim Dosen PPKn UPS Menjadi Pembicara di International Student mobility

Pakar komunikasi mengingatkan bahwa negara harus proaktif, cepat, dan empatik dalam merespon peluang digital ini. 

Momen ini menciptakan peluang emas untuk menjadikan Pacu Jalur sebagai ikon pariwisata budaya global. Selain lomba perahu, festival dapat berkembang dengan pameran ukiran jalur, demonstrasi pembuatan perahu, serta bazaar kuliner khas Riau.

Dukungan infrastruktur seperti akses jalan, penginapan, dan promosi digital dapat meningkatkan jumlah wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.

Kemenparekraf telah mengundang duta besar untuk menyaksikan langsung festival 2025 pada 20–24 Agustus.