Pramono Renungkan, Banjir Tak Selalu Bisa Dilawan

JAKARTA,diswaysolo.id – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengakui bahwa menghadapi banjir bukanlah tentang melawan secara frontal.

Tetapi lebih kepada menerapkan strategi yang tepat untuk mengurangi dampak negatif bagi masyarakat.

Banjir yang terjadi akhir pekan lalu muncul dari kombinasi tiga faktor utama: intensitas curah hujan tinggi, banjir kiriman dari wilayah hulu seperti Bogor dan Depok.

Serta fenomena rob atau pasang laut yang mengalami kenaikan signifikan. Nah berikut ini ulasan selengkapnya di artikel kali ini.

Banjir di Jakarta 

1.Realitas dan Refleksi

Pramono mengaku setelah merenungkan bahwa melawan banjir itu tak bisa. Namun, dapat melakukannya dengan meminimalisir. “Setelah saya merenung, melawan banjir itu terkadang memang tidak bisa.” Hal iti dia ungkapkan sebagai pengakuan bahwa kondisi seperti rob yang menahan aliran air dari laut membuat tekanan air daratan bukan menghentikan sepenuhnya tetapi hanya bisa dengan meminimalisir. 

Refleksi ini mendorong perubahan paradigma penanganan bencana di Jakarta.

2.Fleksibilitas Strategis

Daripada memaksakan pengendalian penuh, pemprov DKI dan BPBD memilih fokus pada penyaluran air dan pengurangan kerugian.

Salah satu contohnya adalah memaksimalkan pompa ketika air laut mulai surut pada malam hari. Tepatnya setelah pukul 22.30 WIB. Semua agar genangan dapat segera mengalir ke laut. 

Selain itu, upaya operasi modifikasi cuaca di wilayah hulu sedang digalakkan untuk menekan intensitas hujan, terutama di daerah Bogor — penyumbang banjir signifikan.

3.Koordinasi dan Sinergi

Pramono menekankan bahwa penanganan banjir bukan isu Jakarta semata, melainkan memerlukan koordinasi erat dengan daerah penyangga: Bogor, Depok, hingga Bekasi. 

Selain itu, pemerintah pusat juga dilibatkan dalam operasi iklim (modifikasi cuaca) dan normalisasi sungai Ciliwung, yang ditargetkan mampu mengurangi risiko banjir hingga 40 %.

Baca Juga:  Wastra Nusantara Secara Resmi Menjadi Dress Code untuk Upacara HUT ke-80 RI, Apa Artinya?

4.Persiapan Teknis dan Kesiapan Petugas

Gubernur meminta ide dan teknis penanganan prediktif, termasuk pengerukan saluran, perapihan gorong-gorong, serta penyegelan pemukiman ilegal yang mengganggu aliran air. 

Ia juga memberi arahan tegas kepada jajaran PPSU, Damkar, dan petugas darat untuk bekerja dengan sepenuh hati dan empati, bahkan ia menegaskan agar tak segan meminta maaf kepada warga jika kondisi semakin sulit.

Pengakuan Pramono bahwa banjir tidak selalu bisa dilawan sepenuhnya menunjukkan kedewasaan dalam memahami batas-batas kendali manusia terhadap alam.

Oleh karena itu, strategi adaptif melalui siasat pengaliran, modifikasi cuaca, dan kolaborasi antardaerah menjadi langkah yang lebih realistis dan efektif.

Keberhasilan penanganan banjir Jakarta ke depan tergantung pada perencanaan berbasis data, sinergi kelembagaan, serta kesiapan teknis dari petugas lapangan.

Jadi, meski bencana tak bisa dihilangkan, dampaknya dapat dikurangi, dan harapannya, warga bisa menjalani hidup dengan lebih aman dan terjamin.