Menurutnya, mencari pasangan tidak mudah, terlebih ia sudah memiliki buah hati. Ia ingin calon suaminya bisa menerima dan mencintai anaknya.
Ia berpendapat bahwa melalui acara seperti ini merupakan ikhtiar yang baik dan patut dicoba. Ia memandang program ini sebagai sebuah inisiatif yang dapat membantu orang menemukan pasangan. “Mencari pasangan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan,” tambahnya.
Animo Tinggi
Ketua Fortais, Ryan Budi Nuryanto, menyatakan bahwa antusiasme peserta pada acara kedua ini sangat tinggi, hampir sama dengan yang sebelumnya pada bulan Maret lalu. Total pendaftar untuk sesi ini mencapai lebih dari 1.000 orang.
“Animo peserta dari luar Jawa sangat luar biasa. Ada yang datang dari Natuna, Kalimantan, Palembang, bahkan kemarin ada yang dari Sudan,” ujarnya.
Ryan menjelaskan bahwa komposisi peserta laki-laki dan perempuan cukup seimbang meskipun jumlah peserta laki-laki sedikit lebih banyak. Rentang usia peserta juga sangat bervariasi, mulai dari yang termuda berusia 22 tahun hingga yang paling senior berumur 75 tahun.
Proses taaruf dimulai dengan sesi perkenalan diri, di mana setiap peserta menyampaikan profil dan kriteria pasangan yang diinginkan. Jika ada ketertarikan, proses akan dilanjutkan dengan pendekatan mandiri di bawah pengawasan panitia.
“Setelah sekitar satu minggu, data peserta akan kami olah dan bagikan. Peserta putra akan menerima data peserta putri, begitu juga sebaliknya, disesuaikan dengan kelompok usia,” jelas Ryan.
Ryan menambahkan bahwa acara Golek Garwo yang pertama yang diadakan pada bulan Ramadan lalu telah memberikan hasil. “Sudah ada laporan sekitar 15 hingga 20 pasangan yang cocok dan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius,” ungkapnya.
Ia berharap sesi kedua ini dapat memfasilitasi lebih banyak pertemuan yang berujung pada pernikahan. Pihaknya juga merencanakan untuk mengadakan pernikahan massal bagi para peserta yang telah menemukan kecocokan.






