diswaysolo.id – Paparan konten negatif di dunia maya bukan hanya ancaman yang bersifat teoritis. Pengalaman langsung dari pengguna anak semakin memperkuat hal ini. Seorang siswa kelas IX SMP di Solo, Rey, 15 tahun, mengaku sering menemukan konten yang berisi perjudian dan pornografi saat mengakses media sosial maupun situs web. Mengenali konten negatif di lingkungan digital.
“Yang sering aku temuin di medsos sama web kebanyakan judi dan pornografi. Biasanya konten-konten ini ngajak kita untuk melakukan hal yang sama kayak isi kontennya,” ujar Rey kepada wartawan pada Rabu, 25 Juni 2025.
Rey juga menyesalkan banyaknya warganet yang justru ikut memberikan komentar atau menyukai konten-konten negatif tersebut.
Ini menunjukkan bahwa konten negatif semakin dianggap biasa oleh pengguna internet, dan hal ini menjadi masalah serius karena anak-anak dan remaja menjadi kelompok yang paling rentan terpapar serta terpengaruh.
Respons semacam itu membuat konten semakin menyebar luas di linimasa Rey. Itulah sebabnya, meskipun melelahkan, ia terkadang memilih untuk memblokir satu per satu konten yang muncul di berandanya. “Kadang saya cuek, tapi kadang juga effort untuk nge block karena jujur mengganggu sekali,” katanya.
Mengenali Konten Negatif di Lingkungan Digital: Ancaman yang Tidak Terlihat untuk Anak
Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, juga menyoroti isu yang sama. Saat menghadiri acara Hari Internet Aman Bersama Google Indonesia pada Selasa, 18 Februari 2025 di Jakarta.
Ia mengingatkan bahwa tampilan dunia digital yang ramah dan menyenangkan bagi anak-anak sering kali menyembunyikan ancaman berbahaya di baliknya.
“Di balik layar yang tampak ramah dan menyenangkan, terdapat ancaman tersembunyi yang dapat mengubah perjalanan hidup seorang anak,” ujar Meutya.
Pernyataan tersebut menjadi pengingat bahwa ruang digital, yang selama ini dianggap sebagai tempat bermain dan belajar, juga menyimpan sisi gelap.
Terlebih, di tengah meningkatnya jumlah anak usia dini yang menggunakan gadget, risiko terpapar konten negatif seperti kekerasan, pornografi, dan perundungan digital semakin besar.
Jika tidak kita awasi, paparan ini berpotensi mengubah perjalanan hidup seorang anak. Mulai dari gangguan kesehatan mental, perubahan nilai dan perilaku, hingga terganggunya masa depan anak.






