JAKARTA, diswaysolo.id – Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) SNBT 2025 baru saja diumumkan, dan hasilnya memukau. Puncak skor UTBK pada jenjang Sarjana (S1) mencapai 819,85, membuktikan persaingan ketat tingkat nasional.
Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB, Eduart Wolok bakal mengumkan langsung hasil UTBK SNBT 2025 dalam konferensi pers di Jakarta pada akhir Mei 2025.
Tidak hanya nilai tertinggi, UTBK SNBT 2025 juga menampilkan sebaran nilai yang luas. Rata-rata dan nilai minimum di setiap jenjang mencerminkan gambaran umum kemampuan peserta.
Bahkan lebih menarik: tahun ini panitia UTBK SNBT memutuskan menghapus sistem passing grade, artinya seleksi fokus pada peringkat terbaik prodi, bukan ambang batas baku nilai.
Nilai puncak semester berlangsung tanpa sistem passing grade
Nilai puncak 819,85 pada jenjang S1 menjadi sorotan utama. Di jenjang diploma, nilai tertinggi Mencapai angka signifikan: 774,38 untuk D4 dan 731,21 untuk D3.
Panitia menekankan bahwa nilai tersebut bisa menjadi tolok ukur persaingan calon mahasiswa di program studi mereka.
Sistem Seleksi: Beralih ke Meritokrasi Prodi
Untuk pertama kalinya sejak pelaksanaan UTBK SNBT, sistem passing grade akan hilang. Alih-alih menetapkan ambang batas nasional, SNPMB menerapkan pendekatan baru: 30% peserta terbaik dari setiap program studi terisi berdasarkan urutan nilai tertinggi, sesuai kuota yang ditetapkan.Â
Eduart Wolok menjelaskan, pendekatan ini bertujuan mengurangi tekanan berlebihan pada peserta dan mendorong mereka fokus meraih nilai terbaik di prodi pilihan masing-masing.
Selain itu, metode ini menjaga fleksibilitas mengikuti fluktuasi nilai setiap tahun.
Apa Arti Semua Ini bagi Calon Mahasiswa?
-
Tantangan Persaingan Lebih Spesifik: Fokus nilai tinggi bukan lintas jurusan, melainkan berdasarkan peminat dan kapasitas tiap prodi.
-
Bebas Tekanan Passing Grade: Tanpa ambang nilai baku, peserta hanya perlu mengejar nilai terbaik di antara kandidat yang sama.
-
Transparansi Seleksi: Penerimaan melalui ranking nyata mempermudah pemahaman siapa yang lolos dan kenapa
UTBK SNBT 2025 mencatat pencapaian gemilang lewat skor puncak 819,85 untuk jenjang S1 dan pencabutan sistem passing grade.
Langkah ini menandai pergeseran metode seleksi berbasis nilai absolut per prodi, bukan ambang baku nasional. Peserta kini ditantang untuk bersaing lebih tajam dalam tiap jurusan, namun terbebas dari kekhawatiran mengenai threshold.
Dengan seleksi yang semakin adil dan terukur, peluang bagi calon mahasiswa berkualitas ikut terbuka lebar—selama mereka mampu mengamankan posisi dalam 30% teratas di program studi pilihannya.






