Gudang Garam Hentikan Pembelian Tembakau Temanggung

TEMANGGUNG, diswaysolo.id – PT Gudang Garam, salah satu produsen rokok terbesar di Indonesia, memutuskan untuk menghentikan sementara pembelian tembakau dari petani di Kabupaten Temanggung.

Keputusan PT. Gudang Garam ini menimbulkan pertanyaan mengenai alasan di balik langkah tersebut dan dampaknya terhadap petani lokal.

Temanggung terkenal sebagai salah satu penghasil tembakau berkualitas tinggi. Kemudian keputusan dari Gudang Garam ini menjadi sorotan utama pada kalangan petani dan masyarakat setempat. 

Simak ulasannya berikut ini mengenai PT. Gudang Garam yang menghentikan pembelian Tembakau.

Alasan Penghentian Pembelian Tembakau

Beberapa faktor internal dan eksternal menjadi penyebab keputusan PT Gudang Garam untuk menghentikan pembelian tembakau dari Temanggung.

Menurut Ketua DPRD Temanggung Yunianto, keputusan ini merupakan langkah “murni industrial” yang kemungkinan penyebabnya adalah stok bahan baku yang cukup atau kebutuhan akan kualitas tembakau yang sangat spesifik dan murni.

Selain itu, informasi lain mengindikasikan adanya “penurunan nilai stok, kurangnya komando pusat untuk pembelian, dan kendala keuangan” di internal Gudang Garam. 

Secara lebih luas, industri tembakau menghadapi tekanan ekonomi yang signifikan. PT Gudang Garam mengalami penurunan laba bersih yang drastis, anjlok dari Rp 10,8 triliun pada tahun 2019 menjadi hanya Rp 981 miliar pada tahun 2024.

Penurunan laba ini secara fundamental membatasi kapasitas pembelian bahan baku mereka. Faktor regulasi juga berperan besar.

Kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) secara konsisten mengurangi daya beli masyarakat terhadap produk rokok, yang pada gilirannya menurunkan penyerapan bahan baku oleh pabrik dari petani. Selain itu, maraknya peredaran rokok ilegal disebut sebagai penyebab utama penurunan laba Gudang Garam. 

Dampak terhadap Petani Temanggung

Keputusan PT Gudang Garam untuk menghentikan pembelian tembakau berdampak langsung pada petani di Kabupaten Temanggung.

Baca Juga:  Rehabilitasi Lahan di Puncak: Solusi Strategis Atasi Banjir Jakarta

Tembakau merupakan komoditas unggulan yang menjadi sumber pendapatan utama bagi ribuan petani di wilayah tersebut.

Dengan tidak terserapnya hasil panen oleh pabrik, petani menghadapi kesulitan dalam menjual produk mereka. Beberapa petani bahkan terpaksa menjual tembakau melalui perantara dengan harga yang lebih rendah, yang dapat memotong hingga 12% dari keuntungan mereka. 

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Temanggung telah mengirimkan surat resmi kepada PT Gudang Garam, mendesak perusahaan untuk segera melakukan pembelian tembakau dari petani.

Pemerintah daerah juga berencana melakukan kunjungan industri untuk berdialog langsung dengan produsen mengenai kuota dan persyaratan kualitas. 

Upaya Pemerintah dan Komite Pertembakauan

Sebagai respons terhadap situasi kritis ini, Pemerintah Kabupaten Temanggung telah membentuk “Komite Pertembakauan” dengan tujuan menjaga eksistensi tembakau sebagai komoditas unggulan.

Komite ini berfokus pada pembangunan sistem komprehensif, mulai dari peningkatan praktik di tingkat petani hingga penanganan masalah regulasi dan peningkatan kesejahteraan.

Ketua Komite Pertembakauan Temanggung, Agus Parmuji, menekankan fokus komite untuk membantu petani menghasilkan produk berkualitas dan mengatasi masalah kemiskinan. 

Pentingnya menjaga kualitas dan kemurnian tembakau Temanggung terus ada penekanan dari para pejabat dan perwakilan petani.

Mereka berulang kali mengimbau petani untuk tidak mencampur tembakau dengan gula atau bahan lain. Anggapannya sangat krusial untuk mempertahankan “kejayaan” dan nilai pasar tembakau Temanggung. 

Keputusan PT Gudang Garam untuk menghentikan sementara pembelian tembakau dari petani Temanggung mencerminkan tantangan bagi industri tembakau saat tekanan ekonomi dan regulasi. Dampaknya petani sangat merasakan hal itu. Terlebih petani sangat bergantung pada komoditas ini sebagai sumber pendapatan utama.

Upaya pemerintah daerah melalui pembentukan Komite Pertembakauan dan kolaborasi dengan berbagai pihak, harapnnya dapat membantu mengatasi permasalahan ini dan memastikan keberlanjutan industri tembakau di Temanggung. 

Baca Juga:  Perbaikan Jalan di Jateng Capai 89,9%, Pengamat Undip, Sarankan Untuk Mengaktifkan Jembatan Timbang