Blog  

Membangun Students Well-being di Era Modern: Integrasi Social Emotional Learning dalam Kurikulum Pendidikan

Membangun Students Well-being
Dr. Rahmad Agung Nugraha, S.Psi, M.Si Doktor Psikologi Pendidikan Dosen Magister Pedagogi Pascasarjana Universitas Pancasakti Tegal. Membangun Students Well-being

Filosofinya berpusat pada pembangunan masyarakat yang berempati, resilien, dan kolaboratif—tujuan yang tetap relevan dalam dunia yang semakin kompleks.

Baca Juga:  Luar Biasa! Melalui Transformasi Pendidikan PPG UPS Sukses Gelar Karya Inovatif Proyek Kepemimpinan

Manfaat Pembelajaran Sosial Emosional

Implementasi SEL memiliki berbagai manfaat bagi siswa, baik dari sudut pandang akademis maupun individu. Pada sudut pandang akademis, siswa yang mengikuti program SEL cenderung memiliki nilai lebih tinggi dan tingkat kehadiran yang lebih baik.

Siswa dapat mengembangkan softskill yang diperlukan dalam banyak pekerjaan khususnya yang meilbatkan kerja tim. Sedangkan pada tingkat individual, dapat meningkatkan kesadaran diri, dimana siswa lebih mengenal emosi mereka sendiri, memahami kekuatan dan kelemahan mereka.

Siswa dapat dilatih untuk mengembangkan strategi dalam menghadapi stres atau tekanan hidup. Serta menghindari tekanan dari teman sebaya secara positif, sehingga tidak terlibat dalam aktivitas yang berbahaya atau tidak baik.

Siswa lebih mudah membangun dan menjaga hubungan yang sehat dengan teman, guru, dan komunitas, seperti dengan empati dan kerja sama, dan hal ini akan sangat bermanfaat di luar sekolah, termasuk dalam dunia kerja.

Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), ada lima kompetensi utama dalam SEL yang dapat diterapkan di sekolah maupun di luar lingkungan akademik:

  1. Self Awarness (Kesadaran Diri), kemampuan mengenali emosi, nilai, dan kekuatan diri untuk membangun kepercayaan diri yang lebih baik.
  2. Self Management (Manajemen Diri), kemampuan mengendalikan pikiran, emosi, tindakan dalam berbagai situasi, serta menetapkan dan berusaha mencapai tujuan secara efektif.
  3. Social Awarness (Kesadaran Sosial), kemampuan memahami dan menghargai perbedaan serta menunjukkan empati terhadap orang lain.
  4. Relationship Skill (Keterampilan Hubungan), merupakan kemampuan untuk menjalin dan menjaga hubungan yang sehat dengan individu dari berbagai latar belakang. Kompetensi ini mencakup keterampilan mendengarkan secara aktif, berkomunikasi dengan jelas, menyelesaikan konflik dengan cara yang damai, serta memahami kapan harus meminta bantuan atau memberikan dukungan kepada orang lain.
  5. Making Responsible Decision (Pembuatan Keputusan yang Bertanggung Jawab), kemampuan memilih tindakan atau respon yang didasarkan pada pertimbangan etika, keselamatan, konsekuensi dan kesejahteraan diri sendiri maupun orang lain.

Dengan mengembangkan lima kompetensi ini, siswa tidak hanya menjadi individu yang lebih baik, tetapi juga lebih siap menghadapi tantangan dunia nyata dan menjadi warga negara yang produktif.