SLAWI, diswaysolo.id – Pemerintah Kabupaten Tegal berusaha untuk memfasilitasi pemulangan jenazah Zamroni, 44 tahun, warga Desa Gantungan, Jatinegara, Tegal, yang menjadi korban pembantaian di Papua. Saat ini, jenazah korban yang bekerja sebagai pendulang emas berada di RS Yahukimo, Papua. Upaya Pemkab Tegal fasilitasi pemulangan.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Tegal, Iwan Kurniawan, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan penilaian.
Melalui petugas di Bidang Rehabilitasi Sosial Dinsos Kabupaten Tegal dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Jatinegara terkait berita meninggalnya warga Desa Gantungan di rumah keluarga korban yang beralamat di RT 01 RW 01 pada Minggu, 13 April 2025.
Upaya Pemkab Tegal Fasilitasi Pemulangan Jenazah Warga Jatinegara
“Korban yang telah bekerja sebagai pendulang emas selama 1,3 tahun ini telah menjadi korban dan meninggal dunia. Saat ini, jenazahnya sudah berada di RS Yahukimo untuk proses otopsi,” ungkap Iwan kemarin.
Fasilitasi Pemulangan Jenazah
Iwan menambahkan bahwa pihak keluarga telah berkomunikasi dengan kontak di Papua, melalui TNI/Polri, untuk memproses pemulangan jenazah.
“Kami sedang berkoordinasi dan berupaya mendapatkan bantuan dari Kementerian Sosial (Kemensos) untuk pemulangan jenazah. Selain itu, kami juga membahas bantuan tali asih dan modal usaha. Ini sedang dalam proses koordinasi lebih lanjut,” jelasnya.
Keluarga dalam Kebingungan
Sebelumnya, pada Jumat, 11 April, keluarga korban belum mendapatkan informasi mengenai keberadaan Zamroni, apakah masih hidup atau sudah meninggal.
“Keluarga merasa bingung harus mencari informasi ke mana. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah agar keberadaan Zamroni dapat diketahui.
Jika memang Zamroni adalah salah satu korban meninggal, keluarga ingin mengetahui kabar yang sebenarnya,” kata Muhwanto, saudara Zamroni, kemarin.
Muhwanto menjelaskan bahwa setelah insiden penembakan penambang emas di Papua pada tanggal 5 hingga 8 April 2025, keluarga menerima informasi dari rekan-rekan pekerja yang selamat mengenai serangan yang terjadi di lokasi kerja Zamroni oleh OPM.
“Kami mendapatkan berita sekitar tiga hari yang lalu. Sejak itu, kami berusaha mencari informasi melalui berita yang tersedia. Dari total 17 korban, baru 7 yang teridentifikasi, namun nama Zamroni tidak ada di antara mereka,” ujarnya.
Muhwanto berharap agar pemerintah daerah memberikan bantuan untuk mendapatkan kejelasan mengenai keberadaan Zamroni. Keluarganya masih merasa cemas.
Selama tiga hari terakhir, mereka telah mengadakan doa bersama, berharap Zamroni masih hidup dan ada kejelasan mengenai keberadaannya.
“Kami tidak tahu harus meminta bantuan kepada siapa, jika bukan kepada Pemkab Tegal, terutama Bupati Tegal. Kami merasa bingung untuk mendapatkan informasi, apalagi jika ingin pergi ke Papua,” harapnya.
Muhwanto menambahkan bahwa Zamroni sebenarnya sudah beberapa kali pergi ke Papua. Keberangkatan terakhirnya adalah pada tanggal 20 Februari 2024, dan dalam beberapa tahun terakhir, ia bekerja sebagai penambang emas di sana.






