SUKOHARJO, diswaysolo.id – Pemerintah Kabupaten Sukoharjo berencana untuk memperindah kawasan Alun-alun Satya Negara sebagai wajah kota. Fasilitas tambahan untuk ruang publik, seperti taman dan toilet portabel, akan dibangun di area alun-alun. Alun-alun Sukoharjo.
Kawasan kuliner juga akan ditata dengan rapi, memperhatikan aspek estetika dan kenyamanan bagi pedagang dan pengunjung.
Alun-alun ini harapannya menjadi ikon baru Sukoharjo yang menarik perhatian masyarakat dan wisatawan.
Lokasinya yang strategis, dekat dengan gedung pertemuan Budi Sasono, rumah dinas Bupati Sukoharjo, serta Gedung Pusat Promosi Potensi Daerah (GPPPD) Graha Wijaya Sukoharjo, semakin mendukung tujuan tersebut.
Alun-alun Sukoharjo pada awalnya adalah sebuah hutan
Selain sebagai ruang publik, alun-alun juga menyimpan sejarah yang erat kaitannya dengan pemerintahan di masa lalu. Dulu, lokasi ini merupakan hutan kota yang penuh dengan berbagai jenis flora dengan pepohonan yang tinggi menjulang.
“Dahulu, kawasan alun-alun ada pepohonan yang mengelilinginya sangat lebat,” ungkap Endang Hartiningsih, seorang tokoh masyarakat dari Kampung Larangan, Kelurahan Gayam, pada Jumat, 11 April 2025.
Proyek pembangunan alun-alun mulai pada masa pemerintahan Bupati Sukoharjo periode 1967-1975, Sadikin Budikusumo.
Pembangunan melakukannya secara bertahap dengan meremajakan area yang sebelumnya penuh dengan pepohonan menjadi lahan yang lebih terbuka.
Pembangunan alun-alun terus berlanjut dengan penambahan berbagai fasilitas olahraga, termasuk lintasan atletik dan lapangan tenis.
Setelah penyelesaian konstruksi fisik, alun-alun akan berfungsi sebagai area olahraga yang dapat bermanfaat bagi masyarakat kapan saja.
“Rumah saya hanya berjarak beberapa ratus meter dari alun-alun. Dulu, alun-alun selalu ramai masyarakat mengunjunginya setiap sore.
Mereka melakukan berbagai aktivitas olahraga seperti jogging. Sebelumnya, alun-alun terbagi menjadi dua bagian, dan di tengahnya terdapat gorong-gorong untuk saluran air,” ungkapnya.
Pada masa itu, Sukoharjo memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung para atlet dalam mengembangkan bakat dan kemampuan mereka.
Banyak dari mereka yang berhasil meraih medali emas dari berbagai cabang olahraga tingkat nasional, yang menjadi kebanggaan bagi masyarakat Sukoharjo.
Alun-alun juga sering menjadi tempat untuk pertandingan olahraga untuk wilayah Soloraya. Pertandingan biasanya ada pada akhir pekan, dan banyak masyarakat yang datang untuk menyaksikannya setiap sore.
“Kemudian, pada tahun 90-an, aktivitas olahraga pindah ke Gelora Merdeka di Kelurahan Jombor, Kecamatan Bendosari,” jelasnya.
Saat ini, Alun-alun Sukoharjo hanya berupa hamparan tanah yang sering penggunaannya hanya untuk acara resmi, seperti upacara bendera pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia.
Beberapa kali, alun-alun juga menjadi lokasi konser musik dengan artis-artis terkenal di Indonesia saat peringatan Hari Jadi Sukoharjo.






