diswaysolo.id – Momen libur Lebaran yang baru berlalu dapat memicu fenomena post-holiday blues, yaitu perasaan tidak nyaman seperti malas dan stres saat harus kembali ke rutinitas kerja atau sekolah. Hati-hati post-holiday blues.
Rafika Nur Kusumawati, dosen Psikologi di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, menjelaskan bahwa post-holiday blues dapat berdampak pada semangat dan produktivitas seseorang dalam bekerja maupun belajar.
Ia menjelaskan bahwa post-holiday blues adalah bentuk stres atau ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang setelah menikmati liburan panjang.
Gejala yang muncul bervariasi, mulai dari perasaan kesepian, sedih, lelah, hingga kekecewaan karena liburan telah berakhir.
Hati-hati post-holiday blues pasca liburan lebaran
“Post-holiday blues adalah stres yang berkaitan dengan perasaan tidak nyaman dan kurang bersemangat setelah liburan panjang. Ini termasuk perasaan kesepian, kesedihan, kelelahan, dan kekecewaan setelah liburan berakhir,” ujarnya pada Rabu, 9 April 2025.
Ia menambahkan bahwa kondisi ini dapat memengaruhi produktivitas sehari-hari. Seseorang yang mengalami post-holiday blues.
Ini cenderung kehilangan semangat kerja, kurang berenergi untuk beraktivitas, merasa kesepian, bahkan sering menunda pekerjaan atau menjadi malas.
“Jika post-holiday blues ini tidak ditangani, maka saat kembali bekerja di hari pertama, hal ini akan berdampak pada kinerja. Begitu pula di sekolah, kondisi ini dapat memengaruhi rutinitas belajar,” tuturnya.
Untuk mengidentifikasi apakah seseorang mengalami post-holiday blues.
Rafika mengungkapkan beberapa tanda yang perlu diperhatikan, seperti kurangnya semangat dan motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Selain itu, masalah tidur juga merupakan salah satu gejala umum dari post-holiday blues.
Seseorang mungkin mengalami kesulitan tidur (insomnia) atau merasa mengantuk secara terus-menerus.
Pada kesenangan selama liburan
Dia menjelaskan bahwa pikiran yang terus-menerus terfokus pada kesenangan selama liburan dan keinginan untuk kembali ke pengalaman tersebut dapat memperburuk kondisi ini.
Rafika menyatakan bahwa post-holiday blues dapat kita atasi dengan beberapa langkah.
Salah satunya adalah secara bertahap kembali ke rutinitas harian seperti bekerja atau bersekolah.
“Mulailah satu atau dua hari sebelum kembali beraktivitas dengan mempersiapkan segala kebutuhan, merapikan meja kerja atau meja belajar, serta menata kembali kamar,” ujarnya.
Selain persiapan fisik, Rafika juga menekankan pentingnya perawatan diri, seperti cukup istirahat dan mengonsumsi makanan bergizi.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan hormon positif dalam tubuh.
Setiap orang memiliki cara berbeda dalam merawat diri, seperti melakukan olahraga ringan, berjalan-jalan, menonton film, atau melakukan aktivitas lain yang dapat membuat tubuh dan pikiran lebih tenang.
Selanjutnya, penting untuk menetapkan tujuan kecil yang realistis. Menyusun daftar tugas atau to-do list yang dapat kita capai akan membantu mengembalikan ritme kerja atau belajar secara bertahap.
Terakhir, Rafika merekomendasikan untuk menciptakan suasana yang positif di sekitar kita. Ini dapat membantu mengembalikan semangat dan mempermudah proses penyesuaian kembali ke rutinitas sehari-hari setelah masa liburan yang panjang.






