Wisata  

Temukan 5 Fakta Penting Tentang Benteng Van der Wijck, Sebuah Warisan Sejarah di Kebumen Yang Tak Terlupakan

Fakta Penting Tentang Benteng Van der Wijck
Fakta Penting Tentang Benteng Van der Wijck

KEBUMEN, diswaysolo.id – Benteng Van der Wijck merupakan salah satu situs bersejarah yang ditinggalkan oleh Belanda dan dapat ditemukan di Kebumen, Jawa Tengah. Lokasinya berada sekitar 2 km dari Stasiun Gombong, tepatnya di Jalan Sapta Marga No. 100, Sidayu, Gombong.

Seperti halnya banyak bangunan bersejarah lainnya, benteng ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya. Saat ini, benteng ini menjadi salah satu tujuan wisata sejarah yang banyak dikunjungi di Kebumen.

Fasilitas yang tersedia juga cukup lengkap, termasuk kolam renang, taman bermain, dan akomodasi.

Dalam artikel ini, kami akan membahas fakta-fakta penting mengenai benteng Van der Wijck, sebuah warisan sejarah yang tak boleh dilewatkan di Kebumen. Mengutip dari Idntimes.com, mari kita simak dan baca hingga tuntas!

Warisan sejarah yang menakjubkan dan mempesona di Kebumen:

1. Awalnya didirikan sebagai Kantor VOC

Terkait dengan era penjajahan Belanda, pasti kamu sudah familiar dengan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie). Perusahaan dagang Hindia Timur Belanda ini pernah menjadikan Benteng Van der Wijck sebagai pusat operasionalnya.

Hal ini berkontribusi pada perkembangan Gombong, yang kini menjadi salah satu kecamatan terpopuler di luar pusat kota Kebumen. Menurut buku Jalur Jelajah Pusaka Gombong (2018), Gombong dikenal sebagai kota yang berfokus pada perdagangan.

Diperkirakan kota ini mulai terbentuk sekitar abad ke-18, sebagai hasil interaksi sosial ekonomi berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang yang beragam.

Kamu masih bisa menemukan jejak sejarah tersebut, seperti beberapa bangunan yang menggabungkan arsitektur China, Eropa, dan Jawa.

Di samping itu, kawasan perdagangan yang kini ada, yaitu Pasar Wonokriyo, terletak tidak jauh dari Stasiun Gombong. Pasar ini menjadi salah satu akses menuju Benteng Van der Wijck.

Baca Juga:  Rekomendasi Glamping di Jawa Tengah, Nyaman Fasilitas Modern

Tidak jauh dari lokasi tersebut, kamu akan menemukan kawasan pecinan yang mungkin tidak terlalu mencolok. Seperti yang diketahui, umumnya para pendatang dari China beraktivitas berdagang di Indonesia.

2. Perubahan Fungsi Menjadi Sekolah Pupillen

Bangunan ini tidak hanya berfungsi sebagai benteng. Antara tahun 1854 hingga 1912, bangunan tersebut beralih menjadi Sekolah Pupillen.

Sekolah semi militer ini ditujukan untuk orang-orang Eropa dan anak-anak Eurasia yang merupakan hasil perkawinan antara serdadu Belanda dan wanita pribumi.

Selanjutnya, bangunan ini dikenal dengan nama Benteng Van der Wijck, yang diambil dari nama seorang komandan yang berkontribusi dalam bidang militer Belanda.

Transformasi fungsi ini juga berdampak pada lingkungan sekitar benteng, yang ditandai dengan munculnya pemukiman militer.

Pemukiman ini dihuni oleh anggota militer Belanda yang bertugas di Gombong. Selain itu, terdapat fasilitas tempat tinggal di luar kompleks benteng untuk perwira dan pengajar. Di area tersebut juga terdapat makam, penjara, pos penjagaan, taman, dan rumah sakit.

3. Sebagai pusat pelatihan anggota PETA selama pendudukan Jepang

Setelah Belanda digantikan oleh pendudukan Jepang, Benteng Van der Wijck tetap beroperasi, namun beralih fungsi menjadi pusat pelatihan bagi pasukan Jepang yang dikenal dengan nama Pembela Tanah Air (PETA).

Peran ini terus berlangsung hingga Indonesia meraih kemerdekaan. Selanjutnya, benteng ini digunakan sebagai barak Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) hingga tahun 1980.

Meskipun fungsinya masih berkaitan dengan militer, tempat ini kemudian bertransformasi menjadi tempat tinggal bagi anggota TNI Angkatan Darat hingga tahun 2000.

Di sekitar lokasi, kamu masih dapat menemukan beberapa bangunan yang memiliki nuansa militer, termasuk sekolah TK Kartika Gombong dan Kuburan Belanda.

4. Dibangun pada tahun 1818, bangunan yang dikenal sebagai Forth Cochius

Ini merupakan salah satu struktur yang ada di kompleks Benteng Van der Wijck. Setelah berfungsi sebagai Kantor VOC, bangunan ini diubah menjadi benteng pertahanan Belanda yang dinamai Forth Cochius. Nama ini diambil dari seorang pemimpin militer Belanda,

Baca Juga:  Nikmati Pesona Indah di Wisata Tawangmangu Bukit Mongkrang!

Frans David Cochius, yang terlibat dalam pertempuran melawan pejuang Yogyakarta. Pembangunan benteng ini selesai pada tahun 1844 di bawah pemerintahan Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen.

Benteng ini menjadi satu-satunya benteng berbentuk segi delapan di Indonesia, terdiri dari dua lantai dengan lebih dari 32 ruangan.

Luas benteng ini mencapai 3.606 meter persegi dan memiliki empat pintu masuk utama. Tingginya mencapai 9,67 meter, dengan cerobong setinggi 3,33 meter.

5. Saat ini, Benteng Van der Wijck lebih dikenal sebagai tempat wisata sejarah

Berbagai fasilitas menarik tersedia, seperti kereta wisata, kolam renang, dan area bermain untuk anak-anak. Terdapat juga hotel dan gedung pertemuan yang tetap mempertahankan arsitektur aslinya.

Benteng yang berwarna merah dan terbuat dari batu bata yang kokoh ini pernah menjadi lokasi syuting berbagai produksi, termasuk video klip “Punya Cinta” oleh SLANK (2011), acara Ala Chef yang dipandu oleh Farah Quinn (2010), serta film The Raid 2: Berandal (2013).

Dengan sejarah yang kaya dan berbagai fungsi yang dimilikinya, Benteng Van der Wijck tidak hanya berperan sebagai bangunan bersejarah dan cagar budaya, tetapi juga sebagai lokasi syuting yang menarik.

Demikianlah ulasan mengenai fakta-fakta penting tentang Benteng Van der Wijck, sebuah warisan sejarah yang tak terlupakan di Kebumen. Semoga informasi ini bermanfaat.