SURAKARTA, diswaysolo.id- Salah satu makanan khas yang kerap menjadi buruan adalah selat buka salad melainkan kuliner Selat Solo, bagi orang yang belum pernah memakannya, Selat Solo bisa jadi disamakan dengan salad.
Kuliner selat solo adalah makanan khas Solo warisan zaman pendudukan Belanda selat Solo memiliki cita rasa manis, asam, dan gurih, makanan ini memiliki aroma rempah ringan yang khas. Kuliner selat solo merupakan hidangan khas Solo, Jawa Tengah nama selat solo diambil dari kata “salad”, yaitu makanan yang terdiri dari sayur-sayuran yang disiram dengan saus atau bumbu.
Kuliner selat solo adalah satu dari banyaknya kuliner khas Kota Surakarta yang populer di kalangan wisatawan dan di balik rasanya yang enak, rupanya makanan yang satu merupakan makanan perpaduan Eropa dan Indonesia yang disebut Bistik Jawa.
Berikut fakta unik Selat Solo:
1.Sejarah
Pertama kali muncul ketika Benteng Vastenburg yang berlokasi di hadapan gapura Keraton Surakarta mulai didirikan, makanan ini merupakan produk dari pertemuan dan rapat yang sering dilakukan oleh pihak Keraton dan pihak Belanda.
Pada pertemuan tersebut selalu tersaji makanan yang kurang cocok dimana orang Belanda harus disediakan daging ketika makan sedangkan pihak Keraton terbiasa mengkonsumsi makanan dengan sajian sayur.
2.Budaya Jawa dan Eropa
Di Eropa daging untuk steak disajikan dalam ukuran besar dan dimasak setengah matang, sedangkan Raja-raja Kasunanan Solo tidak terbiasa menyantap sajian daging yang diolah demikian.
Akhirnya daging yang seharusnya dimasak setengah matang diubah menjadi daging sapi cincang yang dicampur sosis, tepung roti dan telur dan bahan-bahan tersebut dicampur kemudian dibentuk memanjang seperti lontong dan dibungkus daun pisang.
3.Cara Penyajian
Kuliner ini isajikan bersama sayuran berupa wortel dan buncis rebus, tomat, telur rebus serta daun selada untuk memberi rasa kenyang, selat Solo juga dilengkapi dengan kentang goreng dan di atas daun selada biasanya diberi saus mustard dan ada pula yang menambahkan acar mentimun.
Penyajian sangat berbeda dengan penyajian steak khas Eropa, disajikan dengan rempah yang terbilang kuat dan disajikan dalam keadaan dingin.
4.Isian
Pihak keraton kemudian memodifikasi masakan daging olahan dengan menu baru yang dikombinasikan dengan sejumlah bahan-bahan, seperti aardappel (kentang), boon (buncis), wortelen (wortel), komkommer (ketimun), ei (telur), sla (slada), sojasous (kuah kecap), dan saus mayones.
5.Ciri Khas
Ciri khas kuliner selat solo lainnya adalah adanya irisan telur rebus, kombinasi ini menjadikan Selat Solo berwarna dan menggugah selera.
Perbedaan Selat Solo dan steak Eropa adalah steak Eropa biasanya disajikan selagi panas, sedangkan Selat Solo disajikan dalam kondisi dingin dan namun sejumlah rumah makan dapat menyajikan Selat Solo dalam kondisi hangat sesuai permintaan tamu.
6.Daging Dan Sayur
Untuk tambahan karbohidratnya agar tambah kenyang diberikan kentang goreng dan terakhir dituangkan saus berwarna cokelat untuk melengkapi rasa kuliner ini.
Perpaduan daging cincang dengan salad sayur membuat makanan khas ini terlihat berwarna makanya membuat siapapun tertarik untuk mencoba dan cepat-cepat menyantapnya.
7.Warisan Budaya
Hidangan kuliner selat solo menjadi simbol postkolonialisme dan identitas di Belanda, selat Solo dianggap sebagai contoh unik dari interaksi budaya yang mewakili hubungan sejarah antara Belanda dan Indonesia.
Tidak hanya itu hidangan Selat Solo mencerminkan semangat inklusivitas dan toleransi dalam menciptakan sesuatu yang baru, yang merupakan nilai-nilai penting dalam budaya Indonesia.






