Klaten  

Candi Sewu Arsitektur Klasik, Bangunan Peninggalan Abad-8 di Klaten

Candi Sewu arsitektur klasik di Klaten.
Candi Sewu arsitektur klasik di Klaten.

KLATEN, diswaysolo.id- Destinasi wisata bersejarah, Candi Sewu beralamat di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah dan candi Sewu masuk ke dalam kawasan Candi Prambanan.

Candi Sewu adalah candi Buddha yang dibangun pada abad ke-8, masih berada di kompleks Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan, merupakan candi Budhha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur di Magelang.

Candi sewu ini merupakan gugus candi yang letaknya berdekatan dengan Candi Prambanan, yaitu kurang lebih 800 meter di sebelah selatan arca Rara Jongrang.

Kabupaten Klaten tak hanya dikenal dengan banyaknya wisata air, tetapi juga mempunyai berbagai candi yang begitu megah dan salah satunya Candi Sewu di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan.

Berikut informasi Candi Sewu:

1.Desain Bangunan

Arsitektur bangunan candi dan nilai seni budaya yang terkandung di dalamnya dan memiliki luas sekitar 185 x 165 meter, di mana setiap sisinya memiliki pintu masuk, dengan pintu masuk utama candi berada di sebelah timur.

Di masing-masing pintu, terdapat dua patung raksasa yang berukuran besar setinggi 2,3 meter, seolah sebagai penjaga pintu masuknya. Patung tersebut disebut dengan Patung Dwarapala, yang hingga saat ini masih berdiri tegak dan utuh di Candi ini.

2.Pola Bangunan

Candi yang terdapat membentuk sebuah pola dan dalam Kepercayaan ajaran Buddha Mahayana, pola tersebut dinamakan sebagai Mandala Wadiradhatu, sebuah perlambangan perwujudan alam semesta.

Jadi struktur candi ini terdapat satu candi pust di tengah yang dikelilingi candi-candi yang lebih kecil (disebut Candi Perwara dan Candi Penjuru).

3.Candi Utama

Candi Utama dibangun sepenuhnya menggunakan batu andesit yang dibuat membentuk polygon dengan jumlah sisi sebanyak 20, pada setiap sudut candi yang menghadap arah mata angina memiliki sedikit bagian yang menjorok keluar.

Baca Juga:  Wow! Rumah Makan Unik di Klaten: Nikmati Hidangan Sambil Berinteraksi dengan Ikan Koi

Struktur candi juga dilengkapi oleh tangga yang berada di masing-masing sudut mata angin dan terdapat susunan stupa, terdapat beberapa modifikasi seiring dengan perkembangan waktu hingga sampai saat ini menjadi lima ruang.

4.Candi Perwara

Selain candi utama terdapat juga candi yang mengelilingi candi utama yang disebut Candi Perwara, pandi Perwara pada Candi ini berjumlah 240 candi yang mayoritas memiliki bentuk yang hampir sama dengan candi utama, namun ukurannya saja yang lebih kecil.

  • Candi perwara tersusun atas 4 baris berpola, di antaranya:
  • 28 Candi Perwara pada baris pertama
  • 44 Candi Perwara pada baris kedua
  • 80 Candi Perwara pada baris ketiga
  • 88 Candi Perwara pada baris keempat

5.Candi Pengapit

Selain kedua struktur candi tersebut terdapat Candi Pengapit yang berada di sela-sela barisan terluar Candi Perwara, pada Candi Sewu terdapat 8 buah candi pengapit yang rata-rata bertinggi sekitar 1 meter.

Candi Pengapit disimbolkan sebagai pintu gerbang masuk menuju candi utama,  terletak di setiap penjuru mata angin, yaitu utara, timur, selatan, dan barat.

6.Candi Budha Terbesar

Merupakan candi Budhha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur di Magelang, Pintu masuk menuju candi tersebut berada di empat penjuru mata angin. Dengan pintu masuk utama berada di sisi timur.

Candi ini diperkirakan dibangun pada abad ke-8 atas perintah penguasa Kerajaan Mataram Rakai Panangkaran, kawasan Candi ini terdiri dari satu candi induk, 240 candi perwara dan empat pasang candi apit.

7.Keunikan Candi

Mengungkapkan kelebihan dari Candi Sewu terletak pada pelataran utama dari candi tersebut yang berupa batuan, hal itu menunjukan jika dahulunya area tersebut hanya boleh dimasuki dari golongan tertentu saja.

Baca Juga:  Perkampungan Seniman Wayang Kulit di Klaten, Desa Wisata Indonesia 2023

Kelebihan tersebut tidak ditemukan di candi lainnya karena biasanya berupa tanah, pada bagian candi induk terdapat sebuah ruangan utama di bagian tengah yang diyakini dahulunya terdapat arca Bodhisattwa Manjusri atau Buddha berbahan perunggu.