diswaysolo.id – Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I pada 29 Mei 1773, merupakan simbol harmonisasi sisi kebudayaan khas Kerajaan Yogyakarta yang sarat perjalanan sejarah dan destinasi wisata religi, yang sarat perjalanan sejarah dengan religiusitas masyarakatnya.
Bangunan bergaya Jawa dengan kubah dan ukiran cantik terlihat gagah berdiri di tengah tanah lapang dan seakan menjadi oase di sekitaran gurun yang kering, Masjid gedhe Kauman Jogja membiarkan pintunya terbuka untuk setiap umat manusia yang mencari keteduhan dari sang Pencipta.
Ada banyak masjid yang dibangun di Indonesia dan masing-masing memiliki sejarah tersendiri yang menarik untuk dipelajari. Salah satu yang menarik adalah sejarah Masjid Gedhe Kauman.
Keberadaan Masjid Gedhe Kauman atau Masjid Agung Yogyakarta erat kaitannya dengan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, merupakan tempat ibadah umat Islam, sehingga wajar jika kerajaan Islam membangun masjid agung pada masanya.
Berikut fakta menarik masjid Gedhe Kauman:
1.Sejarah
Bangunan ini awalnya hanya berupa satu bangunan utama saja dan ukurannya belum terlalu luas dan seiring dengan bertambahnya jumlah jemaah, diputuskan untuk dibangun serambi atau beranda masjid yang jauh lebih luas pada 1775.
Fungsi serambi masjid selain untuk salat saat itu, antara lain sebagai tempat pertemuan ulama, mahkamah untuk mengadili terdakwa secara hukum Islam, pengadilan perceraian, tempat pengajian dan pernikahan.
2.Akulturasi Masjid
Konstruksi Tajug bersusun tiga bermakna tingkatan kehidupan manusia berhubungan dengan Allah SWT dan pada tingkat terendah, manusia bersifat duniawi.
Manusia menjalin hubungan yang baik kepada sesama manusia dan memelihara alam, bentuk atap Tajug merupakan bagian sejarah rumah Jawa dan bermakna kesederhanaan dan derajat yang sama di hadapan Allah SWT.
3.Tata Ruang
Tata ruang masjid terdiri ruang luar dan dalam dan juga pagar pembatas yang dikelilingi kolam, bermakna sebagai pengaman setelah benteng.
Jagang di sekeliling masjid berguna untuk membersihkan kaki dan dinding pagar keliling memiliki 3 gapura sebagai pintu masuk, gapura berbentuk Paduraksa seperti gapura candi.
4.Tata Bangunan
Bangunan Masjid Gedhe Kauman terdiri dari bangunan utama (Liwan) serambi dan emperan, denah Liwan berbentuk persegi berukuran 30×30 meter2. Terdiri atas 4 buah kolom kayu utama (Soko Guru) setinggi 5 meter.
Pada ruang liwan bermotif sulur daun dan tiang semu dengan bingkai di bagian atasnya, semua material kayu di datangkan dari Bojonegoro melalui darat atas perintah Wali.
5.Tiang Masjid
Menurut para ahli, tiang-tiang tersebut menggunakan kayu jati Jawa yang digunakan secara utuh tanpa sambungan dan telah berusia antara 400 sampai 500 tahun.
Ada hal unik lainnya di ruang shalat utama ini dan selain mihrab dan mimbar, terdapat maksura yakni sebuah ruangan kecil di shaf terdepan yang merupakan tempat khusus bagi sultan dan keluarganya melaksanakan ibadah.
6.Sebagai Mahkamah
Di masa awal Kesultanan Yogyakarta masjid ini juga dipergunakan sebagai tempat untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan hukum Islam, terutama perkara perdata.
Selain sebagai tempat pengadilan agama, juga berfungsi sebagai tempat pertemuan para alim ulama, pengajian dakwah islamiyah, dan peringatan hari besar.
7.Kolam Jernih
Kebesaran makna filosofis dan sejarah panjang masjid ini akan membuat siapa pun yang menjelajahinya merasa melewati mesin waktu kebudayaan Jawa.
Tak hanya menyejukkan dahaga kebudayaan suasana masjid gedhe kauman juga terasa sejuk dengan adanya blumbang, yakni kolam yang mengelilingi serambinya dan kolam ini dialiri air jernih untuk membersihkan kaki sebelum memasuki masjid.






