diswaysolo.id – Khususnya Jogja yang merupakan kota yang sarat dengan banyaknya tempat wisata yang menarik ini juga terdapat beberapa tempat yang reccomended banget untuk di kunjungi untuk tempat wisata religi.
Jogja adalah kota yang kaya akan warisan budaya dan sejarah Indonesia, taukah kamu kalau tempat wisata religi di Jogja juga nggak kalah indah dan mengesankan.
Tak hanya menawarkan wisata kuliner dan sejarah Yogyakarta juga menyimpan deretan tempat wisata religi yang menarik, menyuguhkan suasana keagamaan yang kental dengan program-program menarik.
Bukan tanpa alasan Jogja dijuluki sebagai kota wisata dan sederet tempat bisa dijujuki kapan pun, mulai dari pantai, pegunungan, destinasi instagenic, terlebih wisata religi Jogja banyak yang unik.
Berikut daftar wisata religi Jogja:
1.Masjid Gedhe Mataram Kotagede
Masjid Gedhe Mataram Kotagede adalah salah satu masjid tertua di Kota Jogja ini, dibangun sejak zaman kejayaan kerajaan Mataram di bawah pemerintahan Sultan Agung, masjid ini berada di kawasan wisata heritage Kotagede dan masih menyimpan ciri khas klasiknya.
Saat sobat berwisata di Kotagede, jangan lewatkan mengunjungi masjid ini dan apalagi untuk sobat yang beragama muslim, sempatkan untuk merasakan sholat di masjid tertua di Jogja ini.
2.Masjid Pathok Nagoro
Masjid Pathok Nagoro merupakan bagian dari warisan kebudayaan yang kaya di Keraton Yogyakarta dab selain masjid utama di kota, Keraton Yogyakarta juga memiliki lima masjid lain yang dikenal sebagai masjid-masjid Pathok Nagoro.
Keunikan dari masjid-masjid ini terletak pada fungsi ganda mereka, bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat pertahanan rakyat.
3.Makam Sunan Kalijaga
Makam Sunan Kalijaga terletak di Desa Kadilangu, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, makam tersebut menjadi tempat yang sangat penting bagi umat Islam di Indonesia, terutama di wilayah Jawa.
Sunan Kalijaga adalah salah satu dari sembilan Wali Songo yang sangat menghormati budaya Jawa, sehingga ajarannya banyak disampaikan melalui ungkapan atau bahasa Jawa.
4.Masjid Gede Kauman
Masjid Gede Kauman dibangun pada 29 Mei 1773 oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dengan arsitektur Jawa Islam,meskipun berada di kawasan Keraton, masjid ini terbuka oleh umum kok, bahkan saat bulan Ramadan setiap harinya menjadi lokasi buka puasa bersama.
Ciri khas dari masjid ini adalah penggunaan atap yang disebut Tajug Lambing Teplok, atap ini menggambarkan pencapaian kehidupan manusia yakni hakikat, syariat, dan ma’rifat.
5.Masjid Dongkelan
Tempat wisata religi ini berdiri berkat peran Kiai Syihabudin I yang berhasil mengusir pemberontakan Raden Mas Said dari wilayah Keraton Yogyakarta setelah Perjanjian Giyanti.
Atas jasanya itu Sultan HB I menganugerahi Kiai Syihabudin I tanah perdikan dan memerintahkannya untuk mendirikan masjid, diperkirakan dibangun setelah Perjanjian Salatiga tahun 1757.
6.Masjid Jogokariyan
Masjid Jogokariyan menjadi salah satu rekomendasi wisata religi di Kota Pelajar yang wajib dikunjungi selama bulan suci Ramadan dan sesuai dengan namanya, masjid ini terletak di daerah Jogokariyan, Yogyakarta.
Masjid Jogokariyan dibangun pada tahun 1966 dan mulai digunakan pada 1967, nama masjid ini diambil dari nama kampung di mana masjid itu berdiri, yakni Kampung Jogokariyan.
7.Klenteng Gondomanan
Salah satu peninggalan etnis Tionghoa di Jogja adalah Klenteng Bhudda Prabha atau yang lebih dikenal dengan Klenteng Gondomanan, merupakan bangunan yang memilki nilai sejarah dan spiritual yang penting bagi perkembangan budaya Tionghoa di Jogja.
Bagi sobat etnis Tionghoa atau yang beragama Buddha, sobat bisa menjalani doa dan mengikuti sejumlah kegiatan keagamaan atau hanya sekadar menikmati keindahan arsitekturnya.
8.Makam Raja-Raja Imogiri
Tempat wisata religi ini adalah sebuah tempat yang tak hanya memikat dari segi sejarah, tetapi juga memiliki kedalaman spiritual yang mendalam.
Sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi para raja dan keluarga Kerajaan Mataram Islam, tempat ini nggak hanya menjadi saksi bisu dari rentetan sejarah yang panjang, tetapi juga memancarkan aura sakral yang dihormati oleh masyarakat Jawa.






