KLATEN, diswaysolo.id – Nama Mbah Ruwet di kawasan timur Klaten sangat terkenal. Namun, Mbah Ruwet yang dimaksud dalam legenda bukanlah sosok manusia, melainkan nama sebuah perlintasan kereta api sebidang. Apa sebenarnya kisah di baliknya?
Perlintasan kereta api sebidang Mbah Ruwet terletak di Desa Jombor, Kecamatan Ceper, Klaten, Jawa Tengah. Lokasinya berada sekitar 400 meter dari Jalan Jogja-Solo.
Perlintasan ini menghubungkan Desa Jombor dengan Desa Pokak di Kecamatan Ceper. Saat ini, di sebelah barat perlintasan terdapat banyak pabrik besar dan warung-warung.
Dahulu, lokasi ini dikenal sepi dan menyeramkan. Bahkan, dijuluki Mbah Ruwet karena seringkali membuat pengendara merasa bingung saat melintas.
Dalam artikel ini, kami akan mengupas tuntas cerita mistis seputar perlintasan KA Mbah Ruwet yang legendaris di Klaten. Mengutip dari detikjateng.com, mari kita simak dan baca hingga tuntas!
Mbah ruwet yang membingungkan banyak orang
Mbah Ruwet dikenal karena sering membuat orang bingung saat melintas di area tersebut, terutama bagi mereka yang berasal dari luar daerah. Hal ini diungkapkan oleh Sutarno (65), seorang relawan yang menjaga perlintasan Mbah Ruwet.
Sutarno menjelaskan bahwa sebelum adanya penjagaan, lokasi tersebut sering menjadi tempat terjadinya kecelakaan. Jalur kereta api di dekat desanya telah ada sejak masa kolonial Belanda.”Julukan Mbah Ruwet sudah ada sejak lama dan diwariskan dari generasi ke generasi,” tambah Sutarno.
Dahulu, perlintasan ini gelap dan dipenuhi ilalang, sebelum kawasan tersebut berkembang menjadi ramai dengan banyak pabrik. Sutarno juga menyebutkan adanya berbagai cerita horor yang beredar di lokasi tersebut.
“Konon, ada suara memanggil-manggil saat orang lewat, padahal tidak ada siapa-siapa. Dulu, tempat ini hanya sawah tanpa bangunan,” jelasnya.
Namun, dalam sepuluh tahun terakhir, Sutarno mencatat bahwa kawasan Mbah Ruwet telah berubah menjadi daerah yang padat. Banyak pabrik dan warung yang bermunculan, menjadikan tempat ini selalu ramai.
“Sekarang, pabrik beroperasi 24 jam dengan ribuan karyawan yang bergantian masuk,” ungkap Sutarno, yang telah menjaga perlintasan kereta Mbah Ruwet selama 11 tahun.
Perlintasan Mbah Ruwet kini terkenal di bagian timur Klaten, meskipun masih ada nuansa mistis yang menyelimuti tempat ini. Perlintasan Mbah Ruwet telah dijaga sejak sekitar tahun 2012 setelah terjadi insiden bus yang menewaskan belasan orang. Sutarno menjelaskan bahwa ada enam orang yang bertugas sebagai penjaga palang kereta.
“Penjagaan dilakukan oleh enam orang yang dibagi dalam tiga shift selama 24 jam. Mereka adalah warga setempat yang menerima honor dari pemerintah daerah,” tambah Sutarno yang memulai karirnya sebagai relawan.
Waluyo, 68, seorang warga Desa Pokak, juga berbagi cerita mistis mengenai perlintasan Mbah Ruwet. Ia menyatakan bahwa lokasi tersebut dianggap angker karena sering terjadi kecelakaan, dan konon terdapat rumah tua di sisi timur perlintasan.
“Siapa pemilik rumah tua itu tidak ada yang tahu, hanya tersisa bekas sumurnya. Kecelakaan terakhir yang mengakibatkan penjagaan palang adalah antara bus pengantin dan kereta, yang mengakibatkan 18 korban jiwa,” ungkap Waluyo kepada detikJateng.
Walaupun sudah ada penjagaan, Waluyo menambahkan bahwa kecelakaan masih terjadi beberapa kali. Terakhir, seorang penjaga perlintasan mengalami kelalaian saat kereta melintas.
“Korban adalah Pak Sunar, yang dari arah timur tidak menyadari ada kereta api yang datang dari utara. Ia tertabrak, itu terjadi beberapa tahun yang lalu,” jelas Waluyo.
Demikianlah penelusuran mengenai cerita mistis perlintasan KA Mbah Ruwet di Klaten yang telah menjadi legenda. Semoga informasi ini bermanfaat.






