Klaten  

4 Jajanan Ikonik Klaten dengan Harga di Bawah Rp 10 Ribu

Jajanan ikonik Klaten yang terjangkau
Jajanan ikonik Klaten yang terjangkau

KLATEN, diswaysolo.id – Meskipun banyak makanan baru yang bermunculan, penggemar jajanan ikonik Klaten tetap setia. Jajanan tradisional yang telah ada selama puluhan tahun ini masih banyak dicari hingga kini. Keunikan rasa yang ditawarkan, ditambah dengan kenangan masa lalu, membuat jajanan ini tetap bertahan.

Selain cita rasanya yang khas, jajanan ikonik Klaten juga diminati karena harganya yang sangat terjangkau. Sebagian besar jajanan ini dibanderol di bawah Rp10.000.

Tidak heran jika jajanan ini masih eksis hingga saat ini. Rasanya lezat, harganya ramah di kantong, dan memberikan kesempatan untuk bernostalgia.

Dalam artikel ini, kami akan membahas jajanan ikonik Klaten yang harganya tidak lebih dari 10 Ribu. Mari kita simak bersama hingga akhir!

Berikut ini 4 jajanan legendaris dari Klaten yang patut dicoba adalah sebagai berikut:

1. Dawet Bayat

Klaten tidak hanya terkenal dengan makanan khas yang lezat, tetapi juga memiliki minuman segar yang manis, ideal untuk dinikmati saat cuaca panas. Salah satu minuman tersebut adalah dawet Bayat, yang berasal dari Kecamatan Bayat.

Dari segi komposisi, dawet Bayat tidak jauh berbeda dengan dawet lainnya. Isian yang terdapat dalam dawet ini meliputi cendol, santan, dan juruh (pemanis dari gula jawa). Namun, yang membedakan dawet Bayat adalah rasa dan penampilannya saat disajikan.

Cendol dalam dawet Bayat terbuat dari pati onggok, memberikan tekstur yang lebih kenyal dibandingkan cendol yang dibuat dari tepung beras. Dari segi penyajian, dawet Bayat memiliki ciri khas yang mudah dikenali.

Ketika pertama kali disajikan, minuman ini akan menunjukkan gradasi warna yang menarik di dalam gelas. Di bagian atas, cendol berwarna kelabu mengapung di atas santan kental berwarna putih. Di bagian bawah, terlihat warna coklat karamel dari gula jawa cair. Setelah diaduk, cendol yang semula mengapung akan tenggelam ke dasar, dan warna minuman akan berubah menjadi coklat keemasan.

Baca Juga:  Wisata River Tubing Terbaru Kali Pusar Klaten, Pesona Alam Memacu Adrenalin

Hingga kini, dawet Bayat masih mudah ditemukan di sepanjang jalur Wedi-Bayat. Selain itu, terdapat juga warung-warung dawet Bayat di tepi jalan Kota Klaten. Tidak hanya di Klaten, dawet Bayat juga dapat ditemukan di daerah Bogem, Kalasan, DIY.

2. Getuk Yoko Kurung

Adalah jajanan yang didirikan oleh Sujiyem pada tahun 1976. Setelah hampir 47 tahun, jajanan ini masih bertahan hingga saat ini. Awalnya, Sujiyem menjual gethuk dengan cara berkeliling dari desa ke desa menggunakan gerobak.

Kemudian, ia memutuskan untuk menetap di tepi Jalan Raya Karangwuni-Pedan. Untuk memudahkan penjualan, gethuk ini dinamakan Yoko, terinspirasi dari nama anaknya, Sarjiyoko.

Getuk Yoko Kurung menawarkan cita rasa manis yang lezat dan memanjakan lidah. Terdapat dua varian rasa, yaitu coklat dan selai nanas. Penyajian getuk biasanya disertai parutan kelapa atau gula pasir halus.

Semua bahan yang digunakan untuk membuat gethuk dan selai adalah bahan alami tanpa pengawet. Oleh karena itu, Getuk Yoko Kurung dapat bertahan selama dua hari pada suhu ruang, dan hingga satu minggu jika disimpan di dalam kulkas.

Makanan khas Desa Kurung ini menjadi salah satu oleh-oleh yang banyak dicari oleh pemudik dan wisatawan. Pembeli dapat membeli dalam paket dengan harga mulai dari Rp10.000 hingga Rp20.000, tergantung pada isi getuk coklat atau selai nanas.

3. Lumpia Duleg

Jajanan ikonik dari Klaten ini sering disebut lumpia mini karena ukurannya yang kecil. Berbeda dengan lumpia lainnya, lumpia ini memiliki keunikan tersendiri, di mana cita rasanya yang khas membuat banyak orang ketagihan setelah mencobanya.

Bahan utama untuk membuat lumpia khas Klaten ini adalah pati onggok, yang merupakan pati yang direndam selama 24 jam, kemudian disaring dan dicampur dengan tepung terigu.

Baca Juga:  Kuatkan Ideologi Pancasila, BPIP Gandeng Pemkab Klaten dan Undip Semarang

Bumbu yang digunakan cukup sederhana, yaitu bawang, garam, dan merica. Untuk isian, variasinya cukup banyak; pada awalnya, lumpia ini diisi dengan pepaya muda, namun kini lebih umum diisi dengan tauge.

Lumpia ini biasanya disajikan dengan juruh, yaitu cairan yang terbuat dari larutan gula jawa yang dicampur bawang untuk menambah rasa. Juruh inilah yang menjadi alasan lumpia ini disebut lumpia duleg, karena cara menikmatinya adalah dengan dicocol.

Lumpia duleg biasanya dijajakan dengan cara berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya, baik menggunakan sepeda maupun sepeda motor.

Namun, bagi yang ingin langsung menikmati kelezatan camilan ini, bisa mengunjungi pusat lumpia duleg di Desa Gatak, Kecamatan Delanggu, atau di belakang RS PKU Delanggu.

4. Kepel

Adalah salah satu jenis gorengan yang khas dari Klaten. Menurut cerita yang beredar, kepel pertama kali diciptakan oleh seorang penduduk Desa Keden, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten pada tahun 1970-an.

Gorengan ini terbuat dari bahan-bahan sederhana seperti tepung terigu dan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, merica, garam, dan penyedap rasa.

Kepel biasanya dibuat dalam ukuran kecil agar mudah dimakan dalam satu suapan. Dengan rasa gurih dan tekstur yang garing di luar serta lembut di dalam, kepel semakin nikmat jika dinikmati dengan sambal pedas.

Saat ini, kepel dapat dengan mudah ditemukan di berbagai tempat di Kabupaten Klaten, terutama di Kecamatan Pedan yang memiliki banyak pedagang kepel. Para pedagang biasanya berjualan di pinggir jalan atau di emperan toko dengan menggunakan gerobak. Harga kepel biasanya sekitar Rp1.000 untuk 4-5 buah.

Selain dinikmati langsung, kepel juga bisa dibakar dan disebut sebagai sate kepel. Berbeda dengan kepel yang gurih, sate kepel memiliki rasa yang lebih manis karena menggunakan bumbu kecap sebagai celupannya. Sate kepel juga mudah ditemukan di tepi jalan dan dijual dengan harga Rp1.000 per tusuk, ada juga yang menjualnya seharga Rp2.000.

Baca Juga:  Pelajar SMP Naik Motor Ninja Tewas Usai Tabrakan dengan Vario di Juwiring

Demikian pembahasan jajanan ikonik Klaten yang harganya tidak lebih dari 10 Ribu dan masih bisa ditemukan hingga kini. Jika Anda berkunjung ke Klaten, jangan lupa untuk mencobanya. Harganya yang terjangkau tidak akan membuat kantong Anda kosong. Semoga bermanfaat.