Sragen  

Menyelami Keindahan Sragen, Kota Bersejarah di Jawa Tengah

Sangiran di kabupaten Sragen salah satu kota bersejarah di jawaTengah
Sangiran di kabupaten Sragen salah satu kota bersejarah di jawaTengah

SRAGEN, diswaysolo.id – Kabupaten Sragen terletak di Provinsi Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Grobogan di utara, Kabupaten Ngawi di timur, Kabupaten Karanganyar di selatan, serta Kabupaten Boyolali di barat. Kabupaten Sragen merupakan salah satu yang terluas di kawasan Eks Karesidenan Surakarta yang menyimpan banyak sejarah dan kebudayaannya juga keindahan alamnya yang mempesona.

Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai Sragen, sebuah kota yang menyimpan pesona purbakala di Jawa Tengah yang telah kami rangkum dalam berbagai sumber. Mari kita simak dan baca hingga tuntas!

Berikut adalah informasi mengenai Kabupaten Sragen yang perlu diketahui:

1. Sejarah Kabupaten Sragen

Hari Jadi Kabupaten Sragen ditetapkan melalui Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 1987, yang jatuh pada hari Selasa Pon, tanggal 27 Mei 1746. Penetapan tanggal tersebut merupakan hasil dari penelitian dan kajian terhadap fakta sejarah.

Dalam kajian tersebut, disebutkan bahwa Pangeran Mangkubumi, yang kemudian dikenal sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I, menjadi tokoh yang pertama kali melakukan perlawanan terhadap Belanda dengan tujuan mencapai kedaulatan bangsa.

Ia mendirikan pemerintahan lokal di Desa Pandak, Karangnongko, yang terletak di wilayah Sukowati bagian timur. Pada tanggal 5 Juni 1847, Sunan Paku Buwono VIII, dengan persetujuan Residen Surakarta Baron de Geer, menambah kekuasaan daerah tersebut dengan tugas kepolisian, sehingga dikenal sebagai Kabupaten Gunung Pulisi Sragen.

Sejak tahun 1869, Kabupaten Pulisi Sragen terbagi menjadi empat distrik, yaitu Distrik Sragen, Distrik Grompol, Distrik Sambungmacan, dan Distrik Majenang.

Di bawah kepemimpinan Sunan Paku Buwono VIII, dilakukan reformasi berkelanjutan dalam bidang pemerintahan, yang akhirnya mengubah Kabupaten Gunung Pulisi Sragen menjadi Kabupaten Pangreh Praja.

Perubahan ini ditetapkan pada masa pemerintahan Paku Buwono X melalui Rijkblaad No. 23 Tahun 1918, yang menjadikan Kabupaten Pangreh Praja sebagai daerah otonom yang menjalankan kekuasaan hukum dan pemerintahan.

Baca Juga:  Slogan "TERTIB" Diluncurkan Satlantas Polres Sragen

Setelah memasuki era kemerdekaan, Kabupaten Pangreh Praja Sragen bertransformasi menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen.

2. Kawasan bersejarah penemuan manusia purba

Berdasarkan data tahun 2005, jumlah penduduk Sragen mencapai 865.417 jiwa, dengan kepadatan penduduk rata-rata sekitar 919 jiwa/km².

Kabupaten ini dikenal sebagai salah satu lokasi penemuan fosil manusia purba dari jenis Homo Sapiens yang pernah mendiami wilayah Sragen ribuan tahun yang lalu.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika daerah ini memiliki Museum Purbakala Sangiran, yang merupakan museum manusia purba terlengkap di Indonesia.

Museum Purbakala Sangiran terletak di Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, dan berdekatan dengan situs fosil purbakala Sangiran yang diakui sebagai salah satu Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

3. Kondisi geografis Kabupaten Sragen

Kabupaten Sragen memiliki luas wilayah sebesar 941,55 km² yang terbagi menjadi 20 kecamatan, 12 kelurahan, dan 196 desa.

Dari total luas tersebut, lahan basah (sawah) mencakup 40.037,93 hektar atau sekitar 42,52 persen, sedangkan lahan kering mencapai 54.117,88 hektar atau sekitar 57,48 persen.

Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Sragen memiliki potensi pertanian yang cukup luas. Secara geografis, Kabupaten Sragen terletak di lembah aliran Sungai Bengawan Solo yang mengalir ke arah timur.

Sragen juga berada di jalur utama Solo-Surabaya dan berfungsi sebagai gerbang utama di sebelah timur Provinsi Jawa Tengah, yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur.

Demikian pembahasan mengenai Sragen, sebuah kota yang menyimpan pesona purbakala di Jawa Tengah. Semoga bermanfaat.