KLATEN, diswaysolo.id – Makam Sunan Pandanaran yang berada di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten, menjadi salah satu destinasi wisata religi yang cukup terkenal di kalangan para peziarah.
Makam Sunan Pandanaran atau Sunan Bayat di Desa Paseban, Kecamatan Bayat, Klaten merupakan salah satu destinasi wisata religi populer di Jawa Tengah.
Kini jejaknya masih bisa dilihat pada Kompleks Makam Sunan Pandanaran di Bukit Jabalkat, Desa Paseban, Bayat, Klaten dan lokasinya berada di ketinggian 860 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Makam sunan padanaran ini menjadi salah satu destinasi wisata religi yang cukup terkenal di kalangan para peziarah karena beliau merupakan salah satu wali penyebar agama Islam di daerah Tembayat pada zaman Kerajaan Demak.
Berikut Informasi Lengkap Mengenai Wisata Religi Ini:
1.Gapura
Gapura bertinggi sekitar 3-4 meter itu masih terlihat utuh. tengah gapura masih digunakan masyarakat melintas meskipun sudah dibuat gapura baru di sisi timurnya.
Di utara Gapura Segara Muncar, terdapat gapura sejenis dengan nama Gapura Duda yang berbahan batu putih campuran batu bata merah. Satu sisi gapura masih merupakan bangunan asli dengan lubang-lubang korosif di batu putih dan batu batanya.
2.Sejarah
Sunan Bayat merupakan salah satu tokoh penyebar agama islam di tanah Jawa yang cukup popular, sebelum menjadi tokoh penyebar agama islam, Sunan Bayat adalah bupati pertama Kabupaten Semarang yang memiliki kisah kelam saat menjabat sebagai seorang bupati.
Selama beliau menjabat sebagai bupati, Sunan Bayat adalah seorang yang rakus dan gila harta dan setiap hari beliau hanya mengumpulkan harta dari rakyat sebanyak-banyaknya, salah satunya dengan menaikkan pajak.
3.Desain Bangunan
Arsitektur bangunan makam cukup unik karena untuk mencapai makam utama haru menaiki anak tangga yang disekelilingnya terdapat makam lain serta kios-kios pedagang souvenir dan oleh-oleh.
Di kompleks makam Sunan Bayat terdapat beberapa gapura yang akan dilewati pengunjung, bangunan gapura memiliki gaya akulturasi islam dan hindu.
4.Bale Kencur
Mendekati komplek makam utama, terdapat Bale Kencur yang merupakan gerbang menuju makam Sunan Bayat melewati Bale Kencur, pengunjung akan masuk disebuah pendopo untuk mengantri ke makam utama.
Bangunan uatam makam Sunan Bayat disebut Gedhong Inten dan untuk memasukinya pengunjung melewati sebuah pintu kecil dan sempit.
5.Beragam Peziarah
Kompleks Makam Sunan Pandanaran yang dikelola Pemkab Klaten telah menjadi salah satu wisata religi di Kabupaten Klaten, keberadaannya mampu menarik ribuan peziarah yang datang setiap harinya dari berbagai daerah.
Di samping dari Jawa Tengah, juga Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera hingga Kalimantan, ara peziarah yang hendak masuk ke Kompleks Makam Sunan Pandanaran itu cukup membayar retribusi Rp 2.000 saja.
6.Anak Tangga
Sebelum itu, peziarah harus menapaki 300 anak tangga dengan jarak sekitar 300 meter hingga sampai ke puncak, maka itu diperlukan stamina yang kuat untuk berziarah.
Tetapi bagi peziarah lansia bisa memanfaatkan jasa ojek yang berada di depan loket dengan membayar Rp 10.000 setiap kali jalan, bagi peziarah yang menyusuri ratusan anak tangga akan melihat deretan kios yang menawarkan berbagai produk lokal khas Klaten.
7.Peraturan
Ketika nantinya hendak memasuki area Masjid Makam sunan padanaran, peziarah diminta melepas alas kaki dan dititip pada tempat yang disediakan.
Peziarah bisa melakukan wudu sebelum melanjutkan perjalanan kembali ke Makam Sunan Pandanaran, nantinya akan melewati sekitar delapan gapura dengan bentuknya yang khas hingga menemui padasan Kyai Naga.






