Tradisi Grebeg Sudiro, Wujud Akulturasi Tionghoa Jawa di Solo

GREBEG SUDIRO - Tradisi Grebeg Sudiro merupakan wujud akulturasi Tionghoa Jawa di Solo.
GREBEG SUDIRO - Tradisi Grebeg Sudiro merupakan wujud akulturasi Tionghoa Jawa di Solo.

SURAKARTA, diswaysolo.id- Menjelang Imlek masyarakat Solo dan sekitarnya sangat menantikan Event tradisi Grebeg Sudiro, penyelenggaraan event ini adalah bentuk akulturasi budaya antara Tionghoa dan Jawa.

Kota Solo pun memiliki slogan Solo The Spirit of Java, menyelenggarakan acara tahunan bernama  tradisi Grebeg Sudiro acara ini berlangsung pada 27 Januari hingga 22 Februari 2024.

Perayaan Imlek di Indonesia memang sangat beragam, salah satunya adalah tradisi Grebeg Sudiro di Kota Solo di Indonesia imlek juga menjadi hari besar agama Khonghucu dan masyarakat Tionghoa.

Tradisi grebeg sudiro ini merupakan bagian dari akulturasi dari kearifan lokal Jawa dan budaya Tionghoa, tentunya pencampuran dua budaya tersebut tidak menghilangkan ciri khas dari lokalitas yang dimiliki oleh budaya masing-masing.

Berikut Fakta Tradisi Ini:

1.Sejarah

Merupakan wujud harmonisasi dari budaya yang berbeda untuk menjaga kerukunan dan rasa saling menghargai antar etnis di kelurahan Sudiroprajan, yang telah disepakati bersama.

Awal mula perayaan dilakukan pada tahun 2007, yang ditandai dengan gunungan atau tumpeng yang berisi hasil bumi disertai jajanan lokal.

2.Asal Nama

Grebeg sendiri bermakna perayaan rutin sebagai ucapan syukur dalam memperingati suatu peristiwa penting, perayaan Grebeg telah hidup sejak lama dilakukan dalam tradisi Keraton Surakarta Hadiningrat.

Sementara Sudiro diambil dari nama sebuah kampung bernama Kampung Sudiroprajan yang berada di sekitar kawasan Pasar Gede.

3.Kegiatan Menarik

Terdapat dua kegiatan pokok, yaitu sedekah bumi dan kirab budaya, sedekah bumi dilakukan sebagai bentuk rasa syukur pedagang di Pasar Gede dan masyarakat sekitar.

Sedangkan kegiatan Kirab Budaya sendiri dimaknai sebagai kerukunan dua etnis yakni Jawa dan Tionghoa, pelaksanaan kirab budaya sendiri menampilkan tarian khas Jawa serta Liong dan Barongsai.

Baca Juga:  Joko Widodo Turut Salat Jenazah dan Mendoakan Paku Buwono XIII di Keraton

4.Karnaval Budaya

Salah satu acara puncak dari setiap perayaan tradisi Grebeg Sudiro adalah bagian karnaval budaya yang menghadirkan peserta terbaik untuk menampilkan keberagaman budaya daerah.

Namun ada yang berbeda di tahun ini yaitu, Heritage and Harmony Music Sudiro, sebuah inisiatif yang didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melalui deputi penyelenggaraan event.

5.Pelaksanaan

Tradisi grebeg sudiro ini memang menjadi ciri khas perayaan Imlek di Kota Solo yang mampu menjadi daya tarik wisatawan, adapun rangkaian acara termasuk Wisata Perahu Hias, Umbul Mantram, Pesta Seni, Bazaar Potensi UMKM, Karnaval Budaya, serta Pentas Harmoni Sudiro dan Kembang Api.

6.Hiasan Menarik

Usai menikmati keindahan pernak-pernik lampion, pemuda tadi menyadari, bahwa Solo memang pantas menyandang sebagai Kota Toleransi, begitu indah perpaduan budaya Tionghoa dan Jawa hidup rukun di kawasan Kampung Sudiroprajan.

Pemuda itu dengan penuh senyum membagikan hasil bidikannya ke akun media sosialnya dan di luar dugaan, begitu banyak kawan-kawannya yang tersebar di seluruh Indonesia merespon, ingin sekali berlibur dan mengunjungi Kota Solo.

7.Perahu Dan Bazar

Perahu Wisata adalah menyusuri sungai untuk menambah daya tarik wisata lokal, untuk harga tiketnya sendiri masih sama, yaitu Rp10.000, dapatkan penawaran bundling tiket yang menarik.

Bazar Potensi tahun ini terdapat perubahan yaitu tidak ada acara Car Free Night, hal ini dilakukan atas evaluasi dari penyelenggaraan tahun sebelumnya yang dapat menimbulkan kendala seperti laka lantas.