Sragen  

Warga Desa Musuk Kirab Budaya Memetri Bumi, Diharapkan Jadi Agenda Rutin Tahunan

Sebanyak 500 lebih warga Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen berbaris dalam Kirab Budaya Memetri
Sebanyak 500 lebih warga Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen berbaris dalam Kirab Budaya Memetri

DISWAYSOLO – Sebanyak 500 lebih warga Desa Musuk, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen berbaris dalam Kirab Budaya Memetri Bumi Eyang Cokrojoyo Kanjeng Sunan Geseng, Jumat, 2 Agustus 2024. Barisan kirab yang dipimpin Mudji, selaku Manggolo Yudo atau Cucuk Lampah tersebut mengarak 5 gunungan hasil bumi berupa polowijo, buah, dan sayur.

Kirab yang diikuti dengan pinisepuh, para tamu undangan, dan masyarakat Desa Musuk menjunjung tumpeng di atas kepala. Rombongan melakukan arak-arakan yang berjalan dari Joglo Desa Musuk. Mereka berhenti di depan gapura Makom Eyang Cokrojoyo Kanjeng Sunan Geseng untuk menyaksikan pemotongan pita Camat Sambirejo Didik Purwanto.

Kirab dilanjutkan dengan prosesi pelepasan burung sebagai simbol melepaskan sengkolo atau nasib buruk, bencana alam, dan penyakit yang mungkin menimpa Desa Musuk.

Kepala Desa (Kades) Musuk Suharno mengatakan, tujuan kegiatan ini untuk melestarikan budaya yang secara turun temurun telah diwariskan oleh nenek moyang. Selain itu, untuk mengembangkan destinasi wisata religi Desa Musuk, di tengah-tengah acara dilakukan peresmian pendapa yang dibangun di Petilasan Eyang Cokrojoyo Sunan Geseng.

“Pemerintah Desa Musuk melihat warga di sekitar Sentono Timur yang berjumlah kurang lebih 200 kepala keluarga ini, masih melestarikan adat selamatan bumi untuk mensyukuri hasil panen yang melimpah. Untuk menguri-uri budaya itu, Pemerintah Desa Musuk bersama Kelompok Sadar Wisata Cakra Jaya berinisiatif untuk mengemasnya menjadi kegiatan kirab budaya memetri bumi seperti yang saat ini sedang kita lakukan,” terangnya.

Sementara itu, Camat Sambirejo Didik berharap, kegiatan kirab budaya memetri bumi menjadi agenda tahunan yang mampu menarik perhatian wisatawan dalam negeri maupun mancanegara.

“Dengan diresmikannya pendapa, semoga Petilasan Eyang Cokrojoyo Sunan Geseng dapat menjadi ikon daerah Desa Musuk dan menjadi destinasi wisata religi yang ramai pengunjung,” ucapnya.

Baca Juga:  Anda Bosan di Rumah? Yuk Ke Taman Dayu Alam Asri di Sragen

Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Untung Wibowo Sukowati turut hadir untuk mendengarkan aspirasi rakyat Desa Musuk. Laki-laki yang kerap disapa Mas Bowo itu mengaku kagum melihat kekompakan dan semangat warga Desa Musuk yang luar biasa dalam mensukseskan acara.

“Sepanjang perjalanan tadi saya terkagum-kagum dengan keindahan alam Kecamatan Sambirejo. Karena itu, kami siap mendukung pembangunan yang berkesinambungan agar cita-cita Bapak/Ibu semua untuk menjadikan Petilasan Eyang Cokrojoyo Sunan Geseng sebagai destinasi wisata religi dapat tercapai,” ujarnya.

Acara tersebut ditutup dengan warga Desa Musuk yang berebut gunungan bumi dan dilanjutkan Pentas Seni Reog di siang harinya. Sebanyak 30 lapak UMKM yang terdiri dari kuliner, anyaman, dan sarung goyor turut memeriahkan acara pada siang harinya. (*)