diswaysolo.id - Sejumlah ratusan dosen Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo yang tergabung dalam Persatuan Dosen ISI Solo (PERDOSIS) melaksanakan aksi demonstrasi untuk menuntut pencairan tunjangan kinerja (tukin) dosen pada hari Senin, 3 Februari 2025.
Aksi tersebut berlangsung di Lapangan Depan Rektorat ISI Solo, di mana para peserta unjuk rasa mengibarkan berbagai spanduk dengan beragam pesan, seperti 'Aksi damai ASN Dosen ISI Surakarta, Cairkan Tukin Dosen ASN untuk Keadilan'.
Beberapa pesan lain yang disampaikan antara lain 'Penuhi Hak Kami! Cairkan Tukin Dosen', 'Menuntut Keadilan, Katanya Dosen ASN Aset, Tukinnya Mleset', dan 'Tukin Tidak Cair, Mogok Kerja'. Selain itu, mereka juga membacakan puisi sebagai bagian dari aksi.
Artikel ini akan membahas mengenai aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan dosen di ISI Solo terkait dengan tidak cairnya tunjangan kinerja dosen ASN. Sumber informasi diambil dari suarasurakarta.id. Mari kita simak dan baca hingga tuntas!
Rektor ISI Solo, I Nyoman Sukerna, turut serta dalam demonstrasi yang dihadiri oleh ratusan dosen ASN.
Dalam kesempatan tersebut, rektor menyampaikan orasi mengenai tunjangan kinerja (tukin) yang belum dibayarkan sejak tahun 2020. "ISI Solo berpartisipasi untuk menuntut keadilan di negara kita, Indonesia," ujarnya pada Senin, 3 Februari 2025.
Berdasarkan Permendikbud nomor 49 tahun 2020, yang merupakan perubahan kedua dari Permendikbud nomor 14 tahun 2016 mengenai ketentuan teknis pelaksanaan pemberian tukin bagi pegawai di lingkungan Kemendikbud, pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik dan adil.
Akibatnya, tukin bagi dosen ASN dari tahun 2020 hingga 2024 tidak dibayarkan. "Hal ini disebabkan oleh surat edaran dari Permendikti Saintek nomor 247 yang menolak pembayaran tukin. Kami sangat prihatin, karena alasan yang diberikan adalah tidak adanya pengusulan dari menteri sebelumnya," jelasnya.
Rektor menekankan bahwa peradaban dan pembangunan suatu negara sangat bergantung pada pendidikan. Dosen di Perguruan Tinggi (PT) merupakan salah satu elemen kunci dalam kemajuan suatu bangsa.
"Oleh karena itu, mari kita bersama-sama menuntut keadilan agar tukin dosen dari 2020 hingga 2024 dapat dibayarkan, sehingga kesejahteraan dosen dapat terwujud dengan baik," tambahnya.
Ia juga menyatakan bahwa dengan pencairan tukin, kualitas ISI Solo akan meningkat. "Mari kita tuntut ini secara damai, semoga ini menjadi inspirasi dan aspirasi bagi para pemimpin kita di Jakarta," tuturnya.
Tercatat sekitar 250 dosen ASN di ISI Solo yang belum menerima tukin, sementara di seluruh Indonesia jumlahnya mencapai sekitar 80 ribu dosen.
"Di ISI Solo terdapat 250 dosen yang tukinnya belum cair. Oleh karena itu, aksi ini tidak dapat dihindari, karena rasa ketidakadilan telah dirasakan selama puluhan tahun," tegas Wakil Rektor ISI Solo Bidang Akademik, Bambang Sunarto.
Demikianlah ulasan mengenai aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan dosen di ISI Solo akibat tidak cairnya tunjangan kinerja dosen ASN. Semoga informasi ini bermanfaat.