Sragen  

Kader Banser Sandarkan Nasib Pada Pertanian Karamba, GP Ansor Sragen Mengamati Proyek PLTS di WKO

Kader Banser sandarkan Nasib
Jajaran Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Sragen dalam menyoroti proyek PLTS di kawasan waduk kedungombo. Kader Banser sandarkan Nasib

SRAGEN, diswaysolo.id – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Sragen merayakan hari lahir yang ke-91 pada Sabtu, 10 Mei 2025. Dalam program Patriot Ketahanan Pangan, GP Ansor Sragen menyoroti kondisi para Petani Keramba di Waduk Kedung Ombo (WKO) serta berkurangnya lahan pertanian di Bumi Sukowati. Kader Banser Sandarkan Nasib.

Ketua GP Ansor Sragen, Endro Supriyadi, menyatakan bahwa peringatan Harlah ini juga mencerminkan dukungan masyarakat yang bergantung pada karamba WKO di Kecamatan Sumberlawang dan Miri.

Para petani Keramba kini menghadapi tantangan akibat rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di area WKO.

Awalnya, lima persen dari lahan di WKO terpengaruh, tetapi sekarang meningkat menjadi 20 persen. Hal ini berdampak pada kehidupan masyarakat, terutama para peternak ikan di area keramba,” kata Endro.

Kader Banser Sandarkan Nasib Pada Pertanian Karamba

Menurut Endro, GP Ansor Sragen telah meluncurkan program ketahanan pangan untuk mendukung kemandirian peternak ikan di WKO.

Mengenai rencana pembangunan PLTS, Endro menegaskan bahwa GP Ansor tidak menolak proyek tersebut. Tetapi meminta adanya dialog yang komprehensif untuk menemukan solusi yang saling menguntungkan.

“Kami khawatir bahwa luas kawasan akan berkurang, mobilitas peternak ikan akan terganggu, dan penurunan volume air waduk akan memperburuk situasi.

Sosialisasi yang menyeluruh sangat diperlukan untuk mengurangi risiko pada masa mendatang,” tambahnya.

Dia juga mengungkapkan kekhawatiran para nelayan mengenai fenomena upwelling yang memaksa mereka.

Untuk memindahkan karamba ke lokasi lain, yang dapat menimbulkan masalah baru ketika Proyek PLTS dilaksanakan.

Untuk mengatasi masalah ini, GP Ansor Sragen telah melakukan advokasi bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Ansor dan mengadakan audiensi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Juga:  Menggali Potensi Desa Wisata Sangiran di Sragen, Menyimpan Beragam Benda Purbakala

Berkurangnya lahan pertanian akibat pembangunan industri dan jalan tol di Sragen

“Kami berharap ada solusi yang tidak merugikan pihak manapun, sehingga aspirasi masyarakat Sumberlawang dan sekitarnya dapat terakomodasi,” kata Endro.

Selain itu, ia juga menyoroti berkurangnya lahan pertanian akibat pembangunan industri dan jalan tol di Sragen.

“Regenerasi petani di kalangan generasi muda di Sragen masih sangat rendah. Padahal, Sragen sebagai penyangga pangan seharusnya dapat meningkatkan sektor pertanian,” ucapnya.

Endro juga menekankan pentingnya dukungan dari pemerintah daerah untuk mendorong inovasi dalam sektor pertanian agar dapat menarik minat generasi muda.

“Tidak hanya bertani secara tradisional, tetapi juga membangun industri pertanian yang memberikan ruang untuk inovasi.

Sragen tidak seharusnya hanya berfungsi sebagai penyangga pangan, tetapi juga harus menawarkan upah yang adil, bukan sekadar menjadi buruh murah di tengah tren industrialisasi,” tegasnya.

Dia menegaskan bahwa dengan semangat Harlah ke-91, GP Ansor Sragen berkomitmen untuk terus mengawal isu ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat, sambil mendorong dialog yang inklusif demi masa depan Sragen yang lebih baik.