Klaten  

Ratusan Penari Muda di Candi Prambanan Klaten Menarik Perhatian Pengunjung Asing

Ratusan Penari muda
Ratusan penari muda yang memadati area candi prambanan menarik perhatian wisatawan

KLATEN, diswaysolo.id – Ratusan penari dari berbagai sanggar meramaikan parade tari Obah Bareng jilid 2 di Taman Wisata Candi Prambanan, Klaten, pada Minggu, 27 April2025. Acara bertajuk Merawat Budaya dengan Semangat Kebinekaan dan Indahnya Nusantara ini kami selenggarakan untuk memperingati Hari Tari Dunia yang jatuh setiap 29 April. Ratusan Penari Muda di Candi Prambanan

Lokasi parade tari ini yang mengadakan  dari Forum Silaturahmi Sanggar Tari (FSST) Kabupaten Klaten, tepatnya di Taman Sentono yang dikelilingi oleh Candi Prambanan.

Penampilan para penari tradisional berhasil menarik perhatian wisatawan, termasuk turis asing, yang menikmati aksi mereka yang berlenggak-lenggok di tengah lapangan.

Baca Juga:  Fakta Menarik dari Kabupaten Klaten, Punya Julukan Kota Seribu Candi

Ratusan Penari Muda di Candi Prambanan Klaten

Beberapa turis asing terlihat antusias mengabadikan momen tersebut. Para peserta parade menampilkan beragam tarian, seperti tari Caping Ayu, Payung Juwiring, dan tari dari salah satu perguruan silat.

Usia para penari bervariasi, mulai dari balita hingga remaja, salah satu sanggar menampilkan tari Kenyo Bekso.

Ini yang menggambarkan suasana suka cita dengan 16 penari, termasuk empat anak berusia empat tahun dari Klaten.

Hentakan kaki dan lenggak-lenggok tangan kecil mereka berhasil menarik perhatian para tamu dan wisatawan.

“Saya senang bisa tampil pada acara ini,” ungkap salah satu penari, Sabrina, 4 tahun, saat ditanya tentang pengalamannya untuk parade tersebut.

Maulida, seorang peserta tari berusia 14 tahun, menyatakan bahwa dia dan 15 penari lainnya.

Termasuk empat anak berusia empat tahun, telah berlatih selama dua minggu untuk menampilkan tari Kenyo Bekso dalam parade tersebut.

Dia merasa tidak mengalami kesulitan dalam menampilkan tarian yang menceritakan tentang seorang gadis yang menyukai tari tradisional.

Baca Juga:  DPC PDIP Klaten Pertahankan Kandang Banteng dan Persiapkan Pilkada 2029

Terdiri dari 500 peserta dari 23 sanggar tari

“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari generasi muda yang berkontribusi dalam melestarikan budaya Indonesia,
khususnya dalam bidang tari. Saat ini, banyak anak muda yang lebih tertarik pada tarian dari budaya luar seperti K-pop,” ungkap Maulida.

Ketua FSST Klaten, Muhammad Qoyim, menyatakan bahwa parade ini yang mengikuti hampir 500 peserta dari 23 sanggar tari, termasuk sanggar tari dari program studi Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Qoyim menambahkan bahwa pemilihan lokasi pada kompleks Candi Prambanan mengandung pesan tentang perdamaian dunia.

“Candi Prambanan adalah simbol perdamaian, mencerminkan kerukunan Nusantara pada masa lalu. Semoga momen ini dapat menyampaikan pesan perdamaian,” kata Qoyim. Dia juga berharap acara ini dapat memperkuat ekosistem bisnis tari untuk Klaten.

“Parade tari ini mengajak setiap orang untuk bergerak demi kehidupan dan perdamaian,” jelas Qoyim.

Ketua panitia parade, Retno Widianti, menjelaskan bahwa parade kita mulai dengan flashmob lalu mengikuti oleh penampilan dari
masing-masing peserta, dengan tarian yang bervariasi dari klasik hingga kreasi.